Pengadaan Pesawat Tempur KFX/IFX Masih Dalam Kajian
Wamenhan Trenggono tak menjelaskan lebih detail kajian yang dilakukan. Namun dia menyinggung soal harga yang fantastis. Trenggono meyakini, pengadaan pesawat ini penting agar Indonesia menjadi negara kuat.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengkaji kembali proyek kerja sama pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang digagas sejak beberapa tahun lalu. Apalagi pengadaan pesawat tempur berteknologi tinggi ini masuk kategori penting untuk kebutuhan pertahanan Indonesia.
"Khusus KFX/IFX itu kita sedang dalamilah, kita pelajari. Sebetulnya manfaatnya kita dapat apa juga? itu kan penting. Karena itu kan teknologi tinggi," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono saat dikonfirmasi, Kamis (7/11).
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa Petruk melempar orang keturunan Betawi dari pesawat? Petruk: (Tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi di sampingnya ke luar pesawat).Kali ini Semar dan Gareng: (Jantungnya nyaris copot) Semar: “Lho? Kenapa kamu buang orang betawi tadi? Kan kasihan?”Petruk: “Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup di sana.”
-
Kecoak apa yang berhasil nempel di jendela pesawat? Video yang dibagikan oleh akun @TripInChina ini menunjukkan bagaimana seekor kecoak yang berada di sela-sela jendela pesawat yang sedang terbang.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Trenggono tak menjelaskan lebih detail kajian yang dilakukan. Namun dia menyinggung soal harga yang fantastis. Trenggono meyakini, pengadaan pesawat ini penting agar Indonesia menjadi negara kuat.
"Tapi ini masih dalam proses pertimbangan dan kajian. Karena yang namanya pesawat tempur itu tidak sembarangan juga loh. Nah di level mana kita nanti dan kita sampai punya kemampuan seperti apa, itu juga. Karena nilainya mahal. Sampai USD2 Miliar," katanya.
Perjanjian Awal
Seperti diketahui, proyek pengembangan pesawat tempur KFX/IFX sempat tertunda sekitar tahun 2009. Kemudian pada 7 Januri 2016 Indonesia dan Korea Selatan menandatangani cost share agreement.
Terdapat tiga fase pembuatan KF-X/IF-X. Pertama, yakni pengembangan teknologi atau pengembangan konsep, pengembangan rekayasa manufaktur atau pengembangan prototipe, dan proses produksi massal. Targetnya, pada tahun 2020 pesawat tempur sudah bisa diproduksi dan pada 2025 diharapkan sudah bisa beroperasi.
KFX/IFX merupakan proyek jangka panjang Indonesia dan Korsel. Total investasi kedua negara mencapai USD 8 miliar. Proyek ini akan melibatkan APBN masing-masing negara.
Dalam kerja sama ini, pemerintah Korea menanggung 60 persen biaya pengembangan pesawat, sisanya ditanggung KAI (perusahaan pembuat pesawat Korea) 20 persen, sementara pemerintah Indonesia hanya 20 persen. Dari kontribusi ini, Indonesia akan mendapatkan 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebihi F-16, sementara 150 pesawat untuk Korea Selatan.
Penyebab Proyek Tertunda
Informasi dihimpun, penundaan terjadi karena masalah lisensi yang belum didapat. Indonesia akan terus menggandeng Korea Selatan untuk mendesak AS mengeluarkan lisensi pembuatan pesawat tempur ini.
Lisensi ini dikeluarkan AS karena direncanakan KFX/IFX akan memakai empat komponen utama teknologi jet tempur yang dimiliki Negeri Adidaya tersebut. Komponen itu, seperti electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) and Radio Frequency jammer.
Sementara itu, alasan penolakan pemerintah Negeri Paman Sam dikarenakan masalah keamanan nasional yang terkait dengan teknologi sensitif. Sebenarnya, Indonesia sudah pernah meminta lisensi dari AS, namun sayangnya tetap ditolak.
(mdk/noe)