Pengakuan mahasiswa Bandung kecanduan seks bebas di kos & hotel
54 Persen mahasiswa Bandung mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks bebas.
Hubungan seks di luar nikah seolah tak lagi tabu. 54 Persen mahasiswa Bandung mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks bebas.
Merdeka.com coba menelusuri apa yang mendorong mereka melakukan hubungan gelap ini.
Sebut saja Tri –bukan nama sebenarnya-. Pria 20 tahun ini indekos di bilangan Jalan Tubagus Ismail, Bandung. Kawasan ini cukup dikenal sebagai kawasan kos-kosan mahasiswa. Lokasinya berada di tengah-tengah kampus negeri dan swasta ternama.
Tri yang berasal dari Makassar ini sudah dua tahun ini menjalin kasih dengan wanita asal Jakarta, sebut saja bunga (20).
Satu tahun memadu kasih dia lakukan layaknya kebanyakan remaja akhir lainnya. "Standar saja, awalnya cuma pegang tangan, ciuman," terang pria berbadan gempal ini.
Namun bertambahnya usia mereka berpacaran, kian berani juga melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Kosan pun menjadi tempat favorit untuk memadu kasih.
"Sudah hampir satu tahun ini pacar saya sering tidur di kosan, awalnya sekali, dua kali tapi sekarang sudah hampir setiap hari," jelasnya.
Dia mengakui hubungan dengan kekasihnya telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. "Karena kita sering satu kamar, jadi ya bisa disimpulkan sendiri kalau pria dan perempuan disatu kamar mereka ngapain," jawabnya kalem.
Dia sama sekali tidak takut dengan resiko dari hubungan seks di luar nikah. "Kita sudah tahu resikonya, kita jalani saja dan yang aman-aman saja," ucapnya.
Kekasihnya sendiri menurut Tri indekos di bilangan Dago. Dengan dalih agar lebih sering bertemu dan mudah untuk pulang pergi ke kampus, akhirnya mereka memutuskan untuk bersama-sama.
"Paling pacar saya kalau pulang ke kosannya seminggu sekali," ujarnya.
Lain hal dengan Sarah (21)–bukan nama sebenarnya- mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung ini memang beberapa kali melakukan hubungan intim dengan pacarnya. Berhubung rumahnya tidak dimungkinkan untuk melakukan seks, hotel pun menjadi alternatif.
"Tidak sering memang, hanya sesekali, tapi itu ibarat sudah menjadi kebutuhan, ketika kita sama-sama mau, kenapa tidak, kita juga lihat budget karena kita tidak mau sembarang hotel untuk jadi kita tidur bersama," ungkapnya.
Untuk meminimalisir adanya penyakit penggunaan alat kontrasepsi menjadi mutlak digunakan untuk berhubungan. "Kita selalu pakai kondom karena kita sadar penularan itu bisa menjadi bahaya ke setiap individunya," kata wanita bermata bulat dengan rambut yang terurai panjang ini.