Pengakuan pendukung Prabowo ditembaki polisi sampai babak belur
Kapolres Jakarta Pusat yang coba mengajak dialog malah dijotos sebagian pendukung yang tak bertanggung jawab.
Pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (21/8) lalu diwarnai kericuhan di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat. Puluhan pendukung Prabowo terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga sekitar gedung MK.
Mereka menyodok barisan polisi dengan bambu. Polisi pun mengerahkan water cannon untuk memukul mundur pendukung Prabowo. Polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa Prabowo.
Tak cuma itu massa Prabowo mengerahkan truk Unimog untuk melindas kawat berduri. Kapolres Jakarta Pusat yang coba mengajak dialog malah dijotos sebagian pendukung yang tak bertanggung jawab.
Buntut kericuhan itu, pendukung Prabowo mengadu ke Komnas HAM. Para pendukung Prabowo memberikan keterangan kepada Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Mereka mengadukan sikap polisi yang sengaja membubarkan para demonstran dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet. Klaim mereka, puluhan orang luka-luka.
Menanggapi laporan tersebut, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan, akan membawa masalah ini kepada Polda Metro Jaya. Rencananya dia dan beberapa perwakilan dari Komnas HAM akan bertemu Kapolda Irjen Dwi Priyatno hari ini.
"Komnas HAM akan objektif, berimbang, tanpa memihak," janji Natalius, Senin (27/8).
Sebelumnya polisi sudah menegaskan tak ada korban luka tembak dalam kericuhan itu.
Berikut pengakuan para pendukung Prabowo luka-luka akibat polisi:
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Mengapa Prabowo menanggapi singkat keputusan Mahfud Md? "Itu hak politik," kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
Operasi habis Rp 10 juta
Alim Sucipto yang menjabat komandan satgas relawan gardu Prabowo mengaku dirinya terkena peluru karet aparat kepolisian saat sedang berada di barisan depan.
"Saya kan mau menghalau teman-teman yang maksa masuk. Tapi tiba-tiba ada banyak suara tembakan. Saya nggak tahu gimana kejadiannya tiba-tiba pipi saya ini seperti kena timpuk. Ternyata itu peluru karet," kata Alim usai melaporkan hal itu kepada Komisaris Komnas HAM, Rabu (27/8).
Alim menceritakan, akibat peristiwa tersebut, dia terpaksa dilarikan ke rumah sakir Carolus Jakarta Pusat untuk mendapatkan pertolongan. Akibat luka di wajah, Alim harus dioperasi selama hampir empat jam.
"Saya habis sekitar Rp 10 juta sih ada. Katanya mau diganti sama pihak Prabowo," jelasnya.
Mengaku tak ada tembakan peringatan
Pendukung Prabowo lainnya, Muhamad Syarif, mengaku saat kejadian aparat kepolisian sengaja membidik para demonstran dengan senapan yang berisi peluru karet tanpa memberi tembakan peringatan sebelumnya.
"Jadi saya ada di depan. Tiba-tiba barikade polisi itu membuka dan ada satu anggota yang membidik ke arah saya, lalu melepaskan tembakan. Tapi itu tanpa peringatan itu langsung mengarah ke saya," jelasnya.
Selain itu, menurut Syarif selain polisi yang ada di barikade barisan, beberapa polisi yang sudah berjaga-jaga di atas gedung BUMN juga sengaja melepaskan tembakan ke arah demonstran yang ada di bawah.
"Saya lihat ada sekitar tiga polisi di atas gedung BUMN itu juga melepaskan tembakan ke bawah. Untungnya saya tidak kena," tandasnya.
36 Orang luka-luka
Kubu Prabowo-Hatta mengadu ke Komnas HAM terkait bentrokan massa pendukung capres nomor urut 1 itu dengan polisi pada Kamis (21/8). Pihak Prabowo menuding polisi bersikap arogan dan menyebabkan puluhan korban luka.
"Yang kami data ada 34 tetapi barusan ada tambahan 2 jadi 36 totalnya," ujar Kuasa Hukum Prabowo-Hatta Habiburrohman di Komnas HAM, Jumat (22/8).
Habib menambahkan, salah satu korban yang saat ini berada di RSPAD mengaku terkena peluru karet.
"Tangan dia bengkak luka, itu kan kena peluru karet," katanya.
Minta SBY pecat Kapolri & Kapolda
Juru Bicara Perjuangan Merah Putih, Andre Rosiade mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Komnas HAM untuk menginvestigasi kericuhan di kawasan Patung Kuda. Andre meminta Komnas HAM untuk tidak gentar dalam menyelidiki kasus ini.
"Kami meminta rekomendasi dari hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM diserahkan langsung kepada Presiden SBY," katanya.
Dia pun menegaskan, dalam kasus ini Kapolri Jenderal Sutarman harus bertanggung jawab penuh atas perlakuan anak buahnya terhadap relawan Prabowo-Hatta yang menjadi korban.
"Kapolri menyatakan tidak ada peluru karet padahal jelas ada saksi yang melihat anggota kepolisian menggunakan peluru karet. Dengan berbagai fakta yang ada, kepolisian sudah berbohong. Kami meminta Presiden SBY untuk memecat Kapolri dan Kapolda," tegasnya.