Pengamat Nilai Hoaks Jadi Alat Kuasai Narasi Publik Buat Mobilisasi Dukungan
Menguasai narasi publik tak kalah penting dibandingkan dengan kontrol dan penguasaan atas sumberdaya ekonomi serta kekuasaan politik.
Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menyebut selama kunjungan ke sejumlah daerah kerap mendapat keluhan warga yang mulai netralitas Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu terkait kabar ada 7 kontainer berisi surat suara tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, yang belakangan ternyata hoaks.
Pengamat politik dari Universitas Presiden Muhammad A S Hikam menilai berita bohong alias hoaks merupakan upaya untuk menguasai dan mengontrol narasi publik. Tujuannya untuk memobilisasi dukungan politik pada Pemilu dan Pilpres tahun ini.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Dia menambahkan, menguasai narasi publik tak kalah penting dibandingkan dengan kontrol dan penguasaan atas sumberdaya ekonomi serta kekuasaan politik.
"Itu menjelaskan mengapa produksi dan reproduksi narasi menjadi wahana perebutan dan pertarungan tersendiri dalam kontestasi Pileg dan Pilpres 2019. Begitu pentingnya sehingga penyebaran hoaks pun jadi strategi pilihan bagi produksi dan reproduksi narasi politik," katanya Hikam saat dihubungi, Selasa (8/1).
Hikam mengungkapkan, hoaks menjadi komoditas penting dalam ekonomi politik narasi dan akan terus menerus dipercanggih kualitasnya. Kemudian hoaks akan dinormalisasikan dalam wacana dan praktis politik.
"Ia dianggap tak punya kaitan dengan etik atau moral, hanya alat sebagaimana uang dan pengaruh," jelasnya.
Dia menduga, hoaks yang marak di Pilpres kali ini merupakan gerakan sistematis. Alasannya karena hoaks terus saja terjadi selama masa kampanye berlangsung.
"Harus diinvestigasi dengan cermat. Tetapi indikasinya memang mengarah ke sana (gerakan sistematis), sebab berkali-kali terjadi," ujarnya.
Untuk itu, Hikam menyarankan masyarakat untuk menolak atau mengklarifikasi segala hoaks yang ada. Sebab melegitimasi hoaks dalam narasi publik dengab dalih seperti penyeimbangan informasi atau pemberian alternatif fakta sama saja dengan reproduksi berita bohong.
Sebelumnya, Sekretaris Bapilu DPP PSI, Andi Saiful Haq mengecam pernyataan Sandiaga. Ia meragukan kredibilitas dan integritas KPU.
"Jikapun ada hasil KPU yang meragukan itu adalah karena meloloskan tukang bohong sebagai Capres dan Cawapres seperti Prabowo dan Sandi Uno. Itupun Karena dalam penetapan Capres dan Cawapres tidak ada tes kebohongan," katanya.
Baca juga:
Kampanye Pakai Hoaks dan Ujaran Kebencian Merupakan Penjahat Demokrasi
Hoaks Bisa Jadi Gerakan Sistematis untuk Delegitimasi Pemilu 2019
IPW Minta Polri Tak Takut Periksa Andi Arief dan Tengku Zulkarnain
Difitnah Hoaks 7 Kontainer Surat Suara, Andi Arief Polisikan Ngabalin Hingga Hasto
Rumah Mau Digeruduk Andi Arief, Hasto Serahkan ke Anak Ranting PDIP
Cerita Mega Mau Pinjam Ponsel Cucu Buat Balas Penyebar Hoaks: Pengecut Kamu