Pengamat Nilai Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning Bukan Sesuatu yang Mendesak
Indra menilai harusnya pemerintah lebih memerhatikan kebijakan agar membuat PJJ lebih efektif daripada saat ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengumumkan bahwa sekolah yang berada di zona kuning dapat melakukan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Zona kuning berarti wilayah dengan risiko penyebaran Covid-19 rendah.
Keputusan ini menuai berbagai reaksi. Ada yang setuju tidak sedikit yang menolak karena kondisi pandemi belum berakhir.
-
Siapa yang Nia Ramadhani temani belajar? Nia menemani anak pertamanya, Mikhayla, mengerjakan PR, meskipun Nia sendiri bingung dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun begitu, interaksi mereka selama Mikhayla belajar dianggap menggemaskan.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
-
Bagaimana napi di Lapas Kelas IA Malang belajar membaca Alquran? Tadarus Alquran di Lapas Kelas IA Malang "Pagi itu pondok pesantren, setelah selesai dilanjutkan pembacaan tadarus Alquran. Banyak yang saya dapatkan, saya dulu tidak dapat membaca Alquran, sekarang lancar membaca Alquran."
-
Bagaimana Nasjah Djamin belajar melukis? Bakat melukisnya sudah mulai muncul ketika sekolah di MULO. Ia pun terinspirasi dari seorang pelukis jalanan bernama Buyet Ketek. Dengan kepiawaiannya dalam melukis, pria dengan nama asli Noeralamsyah itu bekerja di kantor Bukaka milik penjajah Jepang. Selain bekerja, ia juga banyak belajar melukis di kantor tersebut.
-
Bagaimana Nia Ramadhani menemani Mainaka saat belajar? Saat menemani Mainaka, anak tengahnya, Nia mengungkapkan bahwa nada suaranya sudah mulai meninggi dengan gaya khas ibu-ibu pada umumnya.
-
Kapan Naja dinyatakan lulus kuliah? Naja yang baru saja dinyatakan lulus dari kuliahnya di Inggris kini tumbuh menjadi remaja yang super cantik.
Praktisi dan pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji, menilai keputusan yang diambil pemerintah terkait pelaksanaan sekolah tatap muka terlalu terburu-buru dan kurang mendapat pertimbangan.
"Pembukaan sekolah di zona kuning menurut saya bukan hal yang sangat urgent, apa karena banyak orang tua yang stress dan guru yang tidak mampu melaksanakan PJJ?," ujar Indra kepada merdeka.com, Sabtu (8/8).
Indra menilai harusnya pemerintah lebih memerhatikan kebijakan agar membuat PJJ lebih efektif daripada saat ini.
"Awal pandemi di bulan Maret ketika masih banyak kalangan yang gagap dengan situasi pembelajaran online merupakan hal yang wajar, tapi ketika sudah di bulan Agustus kita masih kaget, itu menjadi tidak wajar," sambung Indra.
Seharusnya, kata dia, kondisi ini dimanfaatkan pihak terkait untuk untuk memaksimalkan penggunaan teknologi serba digital termasuk untuk belajar. Pemerintah seharusnya seharusnya membantu para guru untuk bisa mengajar dengan sistem PJJ yang efektif dan efisien dengan melakukan pendampingan dan pelatihan guru yang jelas dan terukur.
"Urusan PJJ tidak dibenahi dari urusan yang paling krusial yaitu ujung tombaknya alias guru," katanya.
Reporter Magang: Febby Curie Kurniawan
Baca juga:
Pengamat Nilai Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning Bukan Sesuatu yang Mendesak
Mendikbud: Sekolah Tatap Muka Harus dengan Persetujuan Orang Tua
KPAI Sayangkan Pemerintah Izinkan Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning
KPAI Nilai Kemendikbud Tidak Tegas Soal Penetapan Kurikulum Darurat
Mendikbud Nadiem Terbitkan Kurikulum Darurat
Syarat dan Aturan Penerapan Belajar Tatap Muka di Zona Kuning & Hijau
Potret Memprihatinkan Rumah Ayah Curi HP buat Anak Sekolah Online di Garut