Pengendara Motor Halangi Ambulans di Depok Bawa Sopir dan Patwal ke Polisi
Leo yang menjadi patwal ambulans menceritakan, usai mengawal dia pun menghampiri ke polres yang ada di sebelah Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok (MKD). Dia diinterogasi oleh salah satu petugas.
Peristiwa pengendara motor mengadang mobil ambulans di Depok ternyata berlanjut. Pasalnya, pengendara motor sempat membawa kasus ini ke kepolisian.
Sesaat setelah kejadian, pengendara motor pun datang ke Polrestro Depok dengan alasan patwal ambulans harus bertanggungjawab atas perbuatan itu.
-
Kenapa tulisan "AMBULANCE" di mobil ambulans dibalik? Penulisan "AMBULANCE" terbalik pada ambulans menggunakan prinsip pembalikan halaman. Saat pengemudi yang berada di depan ambulans melihat tulisan tersebut melalui kaca spion, otaknya secara otomatis membalikkan bayangan yang dipantulkan sehingga huruf "AMBULANCE" terlihat normal.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi pada sopir ambulans? Dia tak terima ditampar.
Leo yang menjadi patwal ambulans menceritakan, usai mengawal dia pun menghampiri ke polres yang ada di sebelah Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok (MKD). Dia diinterogasi oleh salah satu petugas.
"Saya ke polres, ternyata dia kenal dengan salah satu anggota, kita diinterogasi di dalem," katanya, Minggu (12/7).
Namun si pengendara motor tidak membuat BAP. Kepada Leo, si pengendara motor hanya berucap bahwa dia mengenal anggota polisi.
"Nggak buat laporan. Cuma bilang ke anggota yang dia kenal. Katanya, saya sebagai sipil mengawal ambulans, kan karena emang enggak boleh karena ada patwal khusus dari polisi. Karena saya sekalian arah pulang kewajiban bantu lancarkan ambulans tujuan yang sama," akunya.
Dia menceritakan sebelum sampai ke polres, dirinya sempat dipepet oleh pengendara tersebut. Alasannya, kata Leo, pengendara motor itu takut kalau dirinya akan melarikan diri.
"Sepanjang jalan saya dipepet karena takut kabur, saya udah bilang saya akan ke polres," ucapnya.
Leo menceritakan, kejadian bermula ketika dirinya sedang mengawal ambulans dari Perumahan Telaga Golf Sawangan. Di perjalanan, kata dia, ada pengendara yang tidak memberi jalan.
"Katanya dia tersinggung dengan yang ngawal, jadi nyegat ambulans. Dari pihak driver bilangnya nyundul nggak sengaja, dia marah ke driver ambulans. Saat itu saya udah jauh dan ada yang ngasih tau dan saya putar balik dan ingin lerai. Di situ kunci saya dicabut paksa karena saya pengen ditahan sebagai pertanggungjawaban atas perbuatan itu," katanya.
Ambulans Diikuti Pemotor Hingga RS
Sementara itu, Slamet sopir ambulans mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (11/7). Dia membawa pasien yang hendak kontrol ke Rumah Sakit MKD dari Telaga Golf Sawangan.
"Pas kejadian dari mulai depan RSUD Depok sampai ke pertigaan Pancoran Mas yang mau ke Rawadenok. Terjadi crasnya di situ, ngga jauh dari situ akhirnya stuck dekat Perumahan BDN Sawangan. Sempat senggolan karena memang kita ambil kanan ngga masuk, ngga ngepas, maksa masuk dari kiri ya udah otomatis pasti kena," katanya.
Kepada Slamet, si pengendara motor itu sempat berucap bahwa dia ingin diprioritaskan seperti ambulans.
"Jadi emang dari omongan si bapak ini dia tetap ingin diprioritaskan setara ambulans. Sedangkan kita kalau tidak ada evakuasi kita ikut normal jadi warga biasa, kalau kita lagi evakuasi ya tetap utama pasien," ceritanya.
Slamet menceritakan pengendara motor ini tidak ingin mengalah dan memberi jalan untuk ambulans. Dia pun udah memberi tanda agar ambulans dapat melintas.
"Iya enggak mau ngalah, enggak kasi jalan. Udah saya klakson, pengen kita punya akses tapi tetap ngga kasi jalan. Kita kanan dia kanan, kita kiri dia kiri," ucapnya.
Dia menuturkan, pengendara motor itu juga mengeluarkan kata-kata kasar. Namun dirinya tetap fokus pada pasien yang dibawa. Slamet juga membuka kabin ambulans dan meminta pengendara untuk melihat sendiri.
"Pertama kali sebelum cekcok sempet gedor kaca ambulan bagian driver. Saya juga ngajak suruh lihat ada pasien, saya buka kabin dan pengendara yang lain lihat ada isinya," ucapnya.
Kemudian Slamet pun bisa melanjutkan perjalanan sampai ke rumah sakit. Ternyata, pengendara motor itu tetap mengikuti sampai ke RS dengan alasan dia ingin menyelesaikan kasus ini di kepolisian.
"Dia pengen bawa ini ke Polres. Kita urus pasien dulu, kita susul (ke polres) tapi udah pergi tanpa noleh kita," ucapnya.
Kasat Reskrim Polrestro Depok Kompol Wadi Sa'bani mengatakan peristiwa itu merupakan kesalahpahaman. Pihaknya sudah memanggil para pihak yaitu pengendara motor dan sopir ambulans.
Polisi melakukan klarifikasi atas peristiwa yang terjadi pada Sabtu (11/7) kemarin. Dari hasil klarifikasi diketahui bahwa kemarin sekitar pukul 08.20 WIB, ambulans membawa pasien dari Sawangan menuju Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.
"Sekitar pukul 08.40 WIB ketika berada di Jalan Raya Sawangan tepatnya di depan pintu Perumahan BDN tiba-tiba ada motor yang dikendarai oleh HG (pengendara motor) memberhentikan (ambulans). Lalu terjadi cekcok diduga kesalahpahaman, menggaggap sodara HG terjadi senggolan antara motor dan ambulan," kata Wadi, Minggu (12/7).
Saat itu, permasalahan kedua belah pihak telah usai. Kedua belah pihak bermusyawarah di lokasi dan melanjutkan perjalanan.
"Sebetulnya pada saat itu juga sudah dimusyawarahkan di sekitaran dekat pos satpam BDN, namun setelah kejadian itu HG masih mengikuti ambulans sampai RS Mitra Keluarga Depok. Setelah itu HG dan sopir menuju polres untuk klarifikasi," jelasnya.
Dari hasil pendalaman pihaknya terhadap pihak yang bertikai, diketahui bahwa HG ternyata masih belum puas sehingga mengikuti ambulans sampai ke RS tujuan. Pasalnya, HG masih ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan sang sopir.
"Dari hasil klarifikasi kita, HG ini masih belum terima dengan kejadian yang merasa dia sudah alami dengan serempetan itu. Sehingga masih ingin lanjutin pembicaraan sehingga setelah kejadian tersebut dilanjutkan klarifikasi di polres," ucapnya.
Ditegaskan Wadi bahwa tidak ada aksi kekerasan dalam peristiwa tersebut. Yang ada hanya cekcok mulut saja. "Tidak ada (pemukulan), cuma ribut omongan," tegasnya.
Dia juga meluruskan bahwa pihaknya hanya membantu klarifikasi peristiwa ini dengan pihak yang saling berkaitan.
"Jadi kita klarifikasi karena juga sudah viral. Kita minta keterangan semua pihak yang terlibat cekcok mulut di TKP. Artinya dari mereka semua sudah menyadari bahwa itu kesalahpahaman dan dari masing-masing pihak sepakat untuk musyawarah kekeluargaan," pungkasnya.
(mdk/fik)