Penjelasan Lengkap MUI Nonaktifkan 2 Pengurus Terlibat Organisasi Terafiliasi Israel
Keduanya tergabung dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terafiliasi Yahudi.
Dua pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) berinisial MA dan AR dinonaktifkan karena diduga terlibat sebuah organisasi (NGO) yang terafiliasi dengan Israel. Keduanya anggota Komisi Fatwa MUI.
- Jejak 2 Pengurus MUI Sebelum Dinonaktifkan, Pernah Kunjungi Kedubes Israel di Singapura
- Mengenal Itrek Organisasi yang Danai 5 Kader NU ke Israel, di Amerika Banyak Ditentang Mahasiswa
- Aksi Boikot Makin Gencar, Perusahaan Asing Terafiliasi Konflik Israel Terdampak Signifikan
- MUI Serukan Umat Islam Tetap Boikot Produk Terafiliasi Israel Selama Ramadan
Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni'am Sholeh menyampaikan, langkah ini ditempuh setelah MUI melakukan konsolidasi internal, sebagai respons atas kunjungan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) ke Israel.
Dari hasil konsolidasi internal MUI tersebut, diketahui ada NGO bentukan beberapa orang yang salah satu visinya membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
"Karena sikap kelembagaan MUI jelas mengutuk tindakan genosida yang dilakukan Israel serta mendukung perjuangan kemerdelaan bangsa Palestina, pengurus itu jelas bertentangan dengan MUI dan konstitusi," kata Kiai Prof Ni'am. Dikutip dari MUIDigital, Kamis (18/7).
Keputusan tersebut diambil dalam rapat Ketua MUI Bidang Fatwa bersama Pimpinan Komisi Fatwa MUI.
"Hasil rapat bidang dan komisi itu akan dibawa ke rapat pimpinan MUI untuk ditindaklanjuti sesuai dengan langkah-langkah organisasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengungkapkan, telah melakukan tracing (penelusuran) dan profiling.
Selain itu, ia juga telah mengkonfirmasi kepada kedua anggota tersebut mengenai informasi keterlibatan mereka dalam NGO yang terafiliasi dengan Zionisme Israel.
Terpisah, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan menegaskan dugaan keterkaitan keduanya telah mencederai garis perjuangan yang selama ini ditunjukkan oleh lembaga para ulama itu serta masyarakat Indonesia.
"Apa yang dilakukan oleh kedua aktivis ini sungguh amat sangat membuat hati kita pilu, membuat kita merasa sedih, melukai hati kita," ujar Amirsyah.
Amirsyah tidak habis pikir saat Bangsa Indonesia sama-sama berjuang demi kemerdekaan Palestina, serta memboikot produk-produk yang terafiliasi Israel, namun ada sebagian kelompok malah membuka hubungan dengan Israel.
"Karena di saat bangsa Indonesia berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membela kemerdekaan Palestina tetapi kedua aktivis ini telah kehilangan hati nurani ya, itu sekali lagi amat kita sayangkan," beber dia.
Ia mengajak semua Ormas dan masyarakat pada umumnya untuk bersikap hati-hati terhadap berbagai upaya yang dilakukan oleh siapapun, kelompok manapun, yang mencoba melemahkan perjuangan membela Palestina.