Penusukan Gadis 16 Tahun di Bali Bermotif Kurang Bayar Uang Kencan
Seorang pemuda bernama Prasetyo Aji Prayoga alias Pras (21) tega menusuk gadis berinisial RPS (16). Insiden itu dilakukan pelaku setelah berkencan dengan korban.
Seorang pemuda bernama Prasetyo Aji Prayoga alias Pras (21) tega menusuk gadis berinisial RPS (16). Insiden itu dilakukan pelaku setelah berkencan dengan korban.
"Kekerasan anak yang dilakukan berawal saat tersangka berhubungan atau berkenalan lewat media sosial. Kemudian, melakukan transaksi seks tersangka sepakat dengan korban untuk bertemu di tempat korban di TKP," kata Wakapolresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana, di Mapolresta Denpasar, Kamis (5/12).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa I Nengah Natyanta merantau ke Denpasar? Pria kelahiran asli Sidemen, Karangasem, Bali itu tidak pernah membayangkan dapat mendirikan bisnis yang menjelma menjadi besar saat ini. Nengah hanya seorang anak keluarga petani dan pedagang desa yang bertekad merantau ke Denpasar untuk mengubah nasib.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
Awal Mula Kenal
Peristiwa nahas dialami RPS itu berawal ketika berkenalan dengan pelaku melalui aplikasi MiChat. Tersangka kemudian menanyakan apakah korban bisa diajak kencan.
Setelah mengiyakan ajakan pelaku keduanya lantas sepakat berkencan di penginapan Kara Residence, Kamar 214, Jalan Pura Demak, Gang Malboro, Denpasar Barat, Selasa (3/12) sekitar pukul 15.30 WITA.
Kurang Bayar Uang Kencan
Setelah berhubungan badan dengan korban, tersangka tidak membawa uang sesuai kesepakatan sebelumnya Rp600 ribu, tetapi tersangka hanya membawa Rp200 ribu.
Selanjutnya, tersangka bingung dan mengambil gunting dari saku celananya dan langsung menusuk korban sebanyak 3 kali pada bagian perut, leher dan tangan.
"Saat kejadian korban berhasil menyelamatkan diri dan keluar kamar dan didengar oleh saksi yang ada di sekitar kamar korban. Saksi segera menghubungi Polsek Denpasar Barat dan langsung melakukan pengepungan dan penangkapan tersangka yang masih terkurung di TKP. Semua korban (dievakuasi) kerumah sakit (RSUP Sanglah) untuk dilakukan perawatan medis," imbuh Jiartana.
Pelaku Buruh Proyek
Tersangka diketahui adalah seorang buruh proyek bangunan dan dari pengakuannya baru satu kali melakukan hubungan dengan korban. Tersangka, juga mengakui baru kenal dengan korban di media sosial.
"Tersangka bawa gunting, alasannya untuk jaga-jaga seandainya si korban tidak deal dengan kemampuan (bayarannya) yang dia punya. Itu alat (gunting) memang dibawa untuk sehari-hari bekerja," ujarnya.
Barang bukti barang bukti yang diamankan adalah gunting, badcover, sandal bekas dan handuk. Tersangka dijerat dengan pasal 80 ayat (2) Undang-undang R, nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang R, nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 5 tahun atau pasal 351 ayat (1) KUHP dengan ancaman 2 tahun 8 bulan.
Korban Baru Dua Bulan Merantau ke Bali
Wakapolresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana mengatakan, korban baru dua bulan merantau ke Bali. Korban asal Jakarta.
"Korban tinggal di TKP, statusnya memang putus sekolah dan asli Jakarta dan di sini pengangguran atau kerja serabutan tinggal sendirian," kata Jianarta.
Korban juga mengaku baru pertama kali melayani kencang yaitu dengan pelaku. Profesi korban bukanlah seorang wanita panggilan tapi melakukan hal itu karena desakan kebutuhan ekonomi.
"Profesi yang bersangkutan (korban) bukan (PSK). Setelah pulih betul kita akan melakukan pemeriksaan. Hal itu, (dilakukan) untuk kebutuhan hidup sehari-hari," imbuhnya.
Korban Sempat Melawan
Jianarta juga menuturkan, kondisi korban saat ini sudah membaik dan dari informasi tiga hari ke depan sudah bisa pulih. Ia juga menerangkan, saat ditusuk korban sempat melawan sehingga gunting pelaku patah dan akhirnya berhasil kabur.
"Korban ditusuk dibagian perut, karena korban berusaha berteriak dan dibekap ditusuk dibagian leher. Korban melawan sehingga bagian lengan korban mengalami luka robek," ujarnya.
(mdk/gil)