Penyebab Harimau Sumatera Serang Manusia, Mangsanya Habis Diburu
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebut salah satu penyebab keluarnya harimau Sumatera dari habitatnya karena mangsanya sudah habis diburu manusia. Akibatnya, raja hutan itu memangsa apapun yang ditemuinya, termasuk manusia.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebut salah satu penyebab keluarnya harimau Sumatera dari habitatnya karena mangsanya sudah habis diburu manusia. Akibatnya, raja hutan itu memangsa apapun yang ditemuinya, termasuk manusia.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumsel Martialis Puspito mengungkapkan, sasaran perburuhan manusia adalah kambing hutan, kijang, dan babi hutan. Hewan-hewan itu sebelumnya sangat mudah ditemukan namun sudah nyaris punah karena marak diburu.
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Mengapa Sumatra Thawalib didirikan? Pada akhirnya disepakati bahwa kedua pihak bergabung dan jadilah lembaga pendidikan dengan nama Sumatra Thawalib.
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
"Dugaan kami penyebab serangan harimau ke manusia karena mangsanya sudah habis diburu. Jelas rantai makanan di habitatnya terputus," ungkap Martialis, Jumat (13/12).
Menurut dia, dugaan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pihaknya kerap menemukan kepala kambing hutan di hutan lindung yang mati diburu pemburu. Belum lagi perburuan babi hutan yang hampir terjadi setiap pekan.
"Harimau kelaparan, wajar makanannya sudah habis. Apapun yang ditemuinya jadi sasaran," kata dia.
Selain itu, kata dia, pemerintah setempat juga harus bijak mengelola tempat wisata, seperti di Gunung Dempo Pagaralam. Banyak jalur perlintasan harimau kini telah menjadi obyek wisata sehingga membuat harimau terancam.
"Misal Tugu Rimau, itu dulu teritorial harimau, tapi sekarang malah jadi jalur pendakian, banyak warung-warung di sana," ujarnya.
Tak kalah pentingnya lagi, sambung dia, perambahan hutan lindung yang menjadi habitat harimau juga turut menyumbang keganasan harimau. Wilayah hidup binatang buas dilindungi itu menjadi semakin menyempit, padahal jelajahnya setiap hari bisa mencapai 20 kilometer.
"Ini adalah fakta, terlebih beberapa serangan yang terjadi sebulan terakhir berada di hutan lindung, tempat hidup harimau," tegasnya.
Diketahui, dalam kurun waktu sebulan terakhir, ada lima kali serangan harimau terhadap manusia, tiga di antaranya tewas dengan mengenaskan. Korban teranyar adalah Mustadi (50), warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Muara Enim. Korban diserang harimau saat berada di kebun kopi yang berada di kawasan hutan Seribu Kebun Pedamaran, Kecamatan Kota Agung, Lahat, Kamis (12/12) sore.
Baca juga:
Warga Muara Enim Tewas Diterkam Harimau Sumatera
Dua Harimau Sumatera Betina Jadi Korban Tiga Pemburu di Riau
Cara Pemburu di Riau Membunuh Harimau: Berhadapan Lalu Disetrum Hingga Mati
CEK FAKTA: Kabar Harimau Sumatera Berkeliaran di Duri Riau Hoaks
Mengaku Lihat Harimau, 6 Petani di Pagaralam Minta Dievakuasi dari Kebun