Penyebab Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan Menurut Dokter Forensik
Tim dokter forensik melakukan proses autopsi terhadap dua korban tragedi Kanjuruhan.
Tim dokter forensik melakukan proses autopsi terhadap dua korban tragedi Kanjuruhan. Hasilnya, tim dokter sudah dapat menyimpulkan penyebab dari kematian kedua korban tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Dokter Nabil Bahasuan SpFM., SH., MH, Rabu (30/11) di Surabaya. Ia menyatakan, tim dokter forensik telah selesai melakukan proses pemeriksaan luar terhadap jenazah dua korban meninggal tragedi Kanjuruhan.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Apa saja ciri-ciri kanker tenggorokan stadium awal? Ciri kanker tenggorokan stadium awal kerap tidak disadari oleh penderitanya. Sebab, gejalanya sangat mirip dengan gejala sakit tenggorokan biasa. Ciri kanker tenggorokan stadium awal kerap tidak disadari oleh penderitanya. Sebab, gejalanya sangat mirip dengan gejala sakit tenggorokan biasa. Namun perlu disadari, apabila sakit tenggorokan terjadi secara persisten maka sebenarnya Anda perlu waspada.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kenapa stadion ini menjadi kebanggaan warga Garut? Adapun Stadion RAA Adiwijaya merupakan fasilitas olahraga bertaraf Internasional dan jadi kebanggaan warga di Kabupaten Garut.
-
Kapan penggantian rumput Stadion Pakansari akan dimulai? Saat ini, masih proses lelang. Mungkin akhir agustus bisa mulai dikerjakan penggantian rumput dan perbaikan drainase," kata Asnan, Rabu (12/7)
"Kami tim PDFI Jatim sudah menyelesaikan semua rangkaian pemeriksaan luar. Pemeriksaan tambahan, dalam kasus tragedi kanjuruhan terhadap 2 korban. Kami diberikan izin penyidik untuk memberikan penjelasan sebatas kesimpulan saja. Karena semua informasi akan kami berikan di pengadilan nanti," tegasnya.
Hasilnya, ia menyebut, dari pemeriksaan untuk jenazah atas nama Natasya, didapatkan kekerasan benda tumpul yang menyebabkan adanya patah tulang iga. Patahnya tulang iga itu, menyebabkan adanya pendarahan yang cukup hebat.
"Jadi untuk hasil dari Natasya itu didapatkan kekerasan benda tumpul. Adanya patah tulang iga, 2, 3, 4, 5. Dan di sana ditemukan pendarahan yang cukup banyak. Sehingga itu membuat sebab kematiannya," tandasnya.
Sedangkan untuk jenazah atas nama Naila, pihak tim dokter juga menemukan patahan tulang yang sama, yakni patah tulang dada dan sebagian tilang iga sebelah kanan.
Namun, saat dikonfirmasi soal apakah kekerasan benda tumpul yang dimaksud karena akibat pukulan atau terinjak-injak, pihaknya tidak dapat menyimpulkan lebih jauh.
"(Jenazah atas nama) Naila, juga sama tapi ada di tulang dadanya. Patahnya itu. Juga di sebagian tulang iga, sebelah kanan. Di kedokteran forensik kita tidak bisa mengatakan itu karena apa.Tapi karena kekerasan benda tumpul. Untuk pastinya, tentu di penyidikan yang tahu," ungkapnya.
Gas Air Mata
Dokter Nabil mengatakan, dari hasil pengumpulan sampel yang ada pada kedua korban, pihaknya tidak mendeteksi adanya gas air mata. Namun, untuk lebih jelasnya, ia mengaku sudah mengumpulkan bahan yang didapatnya pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kami sudah mengumpulkan kepada badan riset dan inovasi nasional. Dan didapatkan tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut. Untuk lebih jelasnya nanti di pengadilan bisa didatangkan ahli dari BRIN tersebut yang memeriksa hasil sampel Toxicologi kita," tegasnya.
(mdk/ded)