Perahu Nelayan Terbalik di Pantai Selatan Garut, Satu Warga Meninggal
Sebuah perahu terbalik di perairan Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (27/10). Seorang nelayan dikabarkan meninggal dunia dan satu lainnya hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.
Sebuah perahu terbalik di perairan Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (27/10). Seorang nelayan dikabarkan meninggal dunia dan satu lainnya hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menyebut bahwa peristiwa terbaliknya perahu terjadi pada Minggu (27/10) sekitar pukul 04.00. "Perahu yang terbalik namanya Mojang Santolo dan terdapat dua nelayan di atas perahunya," ujarnya.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Dimana letak Gumuk Pasir Tungtung Karang di Garut? Adalah Gumuk Pasir Tungtung Karang yang terletak persis di Pantai Sayang Heulang, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk.
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
Tubagus menyebut, perahu tersebut terbalik di sekitar pelabuhan Santolo Cilauteureun, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Diperkirakan perahu tersebut terbalik saat hendak kembali ke pelabuhan usai melakukan aktivitas mencari ikan di laut.
"Awalnya perahu terbalik itu diketahui oleh para nelayan di sekitar pelabuhan. Lokasi terbaliknya di arah pintu masuk pelabuhan. Para nelayan langsung membantu dan diketahui ada seorang nelayan meninggal dunia bernama Eli (65) warga Kampung Kiarakohok, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut dan langsung dievakuasi," katanya.
Satu orang nelayan lainnya yang diketahui bernama Ade Miftahudin (58), warga Kampung Apid, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet. Dia masih belum ditemukan. Saat ini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian, namun terkendala dengan kondisi pelabuhan yang sedang kering.
"Jadinya perahu tidak bisa keluar dari pelabuhan, paling besok pagi," ucapnya.
Tinggi gelombang di wilayah pantai selatan Garut cukup ekstrem. Ketinggiannya mencapai 2,5 hingga 3 meter. Titik aman tinggi gelombang adalah sekitar 1,5 meter.
Saat kejadian, berdasarkan data yang diterimanya, tinggi gelombang tidak terlalu ekstrem. Namun kondisi kabut yang cukup pekat dan menjadikan pandangan para nelayan lebih terbatas.
Sejumlah nelayan sendiri, menurut Tubagus memang tidak sedikit yang memaksakan diri untuk melakukan kegiatan mencari ikan. "Ikan sedang bagus sehingga tidak sedikit yang melaut. Tapi memang banyak juga nelayan yang memilih tidak melaut karena kondisinya yang seperti sekarang (ekstrim)," katanya.
Baca juga:
Kapal Terbelah Dua Diterjang Ombak, Nelayan Sukabumi Hilang di Laut Tasikmalaya
1 Orang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Tanjung Priok
Kapal Dihantam Gelombang, Seorang Nelayan di Pangandaran Hilang
Kapalnya Tergulung Ombak, Seorang Nelayan di Garut Hilang
Speed Boat Terbalik di Nusa Penida, 2 WNA Tewas
Kapal Pertamina Tenggelam di Belawan, Nakhoda Tewas