Peran Pesantren Dalam Peradaban Indonesia
Saat ini, pesantren juga mendapatkan perhatian lebih dari negara dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren di tahun 2019 lalu.
Diharapkan pesantren di Indonesia bisa kuat secara ekonomi.
Peran Pesantren Dalam Peradaban Indonesia
Pesantren memiliki peranan penting dalam peradaban bangsa Indonesia. Sentimen ini bahkan bisa ditarik mundur hingga zaman pra-kolonialisme yang membuktikan bahwa banyak pesantren telah berdiri sebelum adanya sekolah formal.
- Cerita Mahfud Jabat Ketua MK, Pernah Batalkan UU Badan Hukum Pendidikan karena Ancam Kelangsungan Pondok Pesantren
- Gibran Janjikan Dana Abadi Pesantren, PPP: Sudah Ada Sejak 2021
- Menilik Rekam Jejak Pendidikan Indonesia 2024, Ada yang Dari Kecil di Luar Negeri
- Keputusan Final Pemerintah Soal Al-Zaytun, Pendidikan Santri Tetap Berjalan Dan Dijamin Pemerintah
Jutaan santri yang telah dicetak oleh sistem pendidikan pesantren kemudian menjadi faktor penting dalam menentukan sikap nasionalisme terhadap Indonesia yang bisa mewadahi segala perbedaan.
Kader GP Ansor Nuruzzaman menjelaskan bahwa jumlah pesantren yang sekitar 36 ribu di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa pesantren memiliki fungsi pendidikan yang sangat penting dalam melakukan penguatan pemahaman keagamaan dan wawasan kebangsaan yang lebih baik.
"Jadi hubbul wathon minal iman (mencintai bangsa merupakan tanda keimanan) itu munculnya dari pesantren. Kalau ada pesantren yang tidak mengajarkan itu ya perlu ditanyakan ke-pesantrenannya," kata Nuruzzaman, Sabtu (28/10).
merdeka.com
Selain sebagai salah satu jenis lembaga pendidikan, ujar Nuruzzaman, pesantren juga memiliki peran dakwah. Pesantren yang memiliki pemahaman keagamaan yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, kemudian didakwahkan kepada masyarakat yang tinggal disekitarnya.
Nuruzzaman yang juga berasal dari kalangan santri ini pun menerangkan, peran dakwah yang dilakukan pesantren itu dilakukan oleh para kiai (pengasuh pesantren). Dakwah pada konteks ini tidak hanya ceramah saja, tetapi para kiai ini juga datang ke masyarakat sekitar secara langsung, ataupun masyarakat yang mendatangi pada Kiai untuk menanyakan persoalannya.
“Bahkan kiai-kiai di berbagai kampung dan pesantren, sampai urusan bercocok tanam, memberikan nama bayi yang baru lahir, menentukan waktu menikah, menentukan banyak hal, itu ditanyakan ke kiai setempat. Itu menjadi dakwah yang dilakukan oleh kiai dan memenuhi fungsi pesantren yang selanjutnya, yaitu memiliki peran pemberdayaan masyarakat. Pesantren sebagai sebuah lembaga independen dan pendidikan dakwah yang lahir dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, bisa memberikan peran pemberdayaan dan pendampingan terhadap masyarakat luas,” jelasnya.
Saat ini, pesantren juga mendapatkan perhatian lebih dari negara dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren di tahun 2019 lalu. Menurut Nuruzzaman, Undang-Undang Pesantren ini setidaknya mencakup tiga aspek. Pertama adalah fungsi pesantren sebagai penyebaran dakwah, lembaga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
"Jelas pesantren selama ini mengajarkan santri-santrinya itu untuk memahami pemahaman keagamaan yang baik dan moderat. Bahkan pesantren juga mengambil peranan dalam mengajarkan nasionalisme sesuai dengan perspektif Islam," imbuhnya.
Selain itu, Nuruzzaman menyampaikan harapan agar pesantren-pesantren di Indonesia bisa kuat secara ekonomi. Dengan begitu, pesantren akan banyak memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, termasuk terhadap pemerintah.
merdeka.com
"Jika telah kuat secara ekonomi, pesantren juga tidak akan bisa terkooptasi oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu, tetapi justru pesantren bisa lebih bicara soal politik adiluhur, politik kebangsaan dan politik kerakyatan," katanya.
"Kalau pesantren ini bisa berdaya secara ekonomi, maka kemudian yang paling penting adalah bagaimana pemerintah memberikan dukungannya untuk mendorong pesantren dan para santrinya memiliki daya lebih untuk membaktikan dirinya bagi bangsa dan negara," tandas Nuruzzaman.