Perang bintang calon Kapolri, Budi Waseso layak dilirik Jokowi
Budi Waseso dianggap berhasil mencitrakan polisi bersih dengan kinerja yang kompeten.
Pengamat Politik Boni Hargens melihat, dari sejumlah nama calon Kapolri yang akan menjadi pengganti Jenderal Badrodin Haiti, nama Komjen Budi Waseso dianggap jadi salah satu yang layak dipertimbangkan Presiden Jokowi.
Alasannya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini dipandang sebagai figur atau sosok pembaharu di korps Bhayangkara.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Ki Joko Bodo meninggal? Pada 22 November 2022, ia tutup usia di usia 58 tahun.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
-
Mengapa Kapolri dan Panglima TNI ikut bernyanyi di acara HUT Bhayangkara ke-78? Yang penting bukan suaranya, tapi sinergi TNI-Polri untuk rakyat," kata Kapolri dengan lantang di hadapan penonton.
-
Kapan Hari Afro Sedunia diperingati? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh sejarah Hari Afro Sedunia dan berbagai fakta menarik dari rambut afro.
"Budi Waseso ini jenderal polisi yang menurut saya menjadi pembaharu persepsi publik tentang Polri," ujar Boni dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/6).
Boni berpendapat, Budi Waseso mencitrakan polisi bersih dengan kinerja yang kompeten. Apalagi selama menjadi Kabareskrim dan Kepala BNN, Budi Waseso fokus dalam menjalankan tugas.
"Budi Waseso betul-betul jenderal yang tidak kaya raya lho, dan dia memang betul-betul kerja. Saya rasa dia juga tak akan memusingkan hal ini (bursa calon Kapolri) karena dia sedang sibuk dengan BNN-nya," ujar Boni.
Terkait mekanisme pemilihan pucuk pimpinan di tubuh Polri kali ini, Boni memandang dibutuhkan pembicaraan lebih lanjut dengan Kompolnas dan pihak-pihak lainnya, sebelum usulan nama-nama yang ada diserahkan ke meja Presiden Jokowi.
Sebagai garda terdepan penegakan hukum di Indonesia, Polri dinilai sebagai satu-satunya harapan, ketika publik menilai lembaga pemegak hukum lainnya seperti Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung belum benar-benar menjalankan reformasi dengan baik.
"Saya kira perihal mekanismenya bagaimana, bisa kita bicarakan lain hari dengan Kompolnas. Karena taruhan besar penegakan hukum memang ada di tangan kepolisian. KPK sudah oke lah menurut saya. Tapi dia kan ad hoc, sementara sifatnya," kata Boni.
(mdk/noe)