Perbanyak Alat Deteksi Kanker Payudara, Menkes Budi 'Colek' Sri Mulyani
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keinginannya agar Indonesia bisa menambah alat pendeteksi kanker payudara yakni mamograf sebagai standar pengecekan kanker.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keinginannya agar Indonesia bisa menambah alat pendeteksi kanker payudara yakni mamograf sebagai standar pengecekan kanker.
Hal itu diungkapkan karena masih rendahnya angka deteksi penyakit kanker payudara seluruh Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Padahal penyakit kanker payudara menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian wanita Indonesia.
-
Kapan Hari Kanker Payudara Sedunia dirayakan? 19 Oktober secara resmi ditetapkan sebagai Hari Kanker Payudara Sedunia.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa yang memulai peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia? Merunut dari sejarahnya, peringatan tersebut mulai semarak pada tahun 1985 oleh Imperial Chemical Industries serta American Cancer Society.
-
Kapan Hari Kanker Pankreas Sedunia mulai diperingati? Hari Kanker Pankreas Sedunia digagas agar masyarakat dapat berkumpul dan membantu menyebarkan informasi tentang kanker pankreas.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
"Kanker juga yang paling banyak, membuat wanita Indonesia meninggal yaitu cancer payudara. Kanker Payudara di indonesia yang terdeteksi 1/6 nya Australia. 1/5 Singapura, 1/5 Amerika. Sedikit sekali. Tapi kalau kita lihat fatalitynya lima kali lipat dari Australia, lima kalinya Singapura," ujar Budi saat acara diskusi Demiindonesia, di Jakarta, Sabtu (29/10).
Budi menjelaskan, meski di Indonesia telah gencar mengampanyekan gerakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), namun hal tersebut bukan sebagai standar medis hitungan pasti.
"Kenapa, saya tanya padahal kalau periksa kanker payudara namanya, Sadari. Diraba sama si ibunya diraba. Nah saya kan belajar nih pas covid ada namanya goal standard. Oh kalau raba-rabanya itu goal standart gak? oh enggak," jelas Budi.
Lantas, secara spontan Budi sambil menjelaskan tentang standar medis pengecekan kanker payudara. Dia yang sepanggung dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani langsung menodong berharap diberikan dana agar bisa membeli alat mamograf.
"Kalau goal standarnya itu pakai, mamografi. Ini mumpung ada bu Sri Mulyani, kali aja dikasih duit gitu ya. Make mamografi, alatnya apa namanya mamograf, mahal gak? Semiliar lah," ujar Budi yang dibalas senyum Sri Mulyani.
Lalu, Budi menjelaskan soal penyebab minimnya angka identifikasi kanker payudara Indonesia yang masih rendah meski angka kematian tinggi. Karena masalah alat deteksi berstandar yang masih minim.
"Saya punya 3.000 rumah sakit, yang punya memograf berapa coba tebak? yang punya cuman 200 dari 3.000, ya pantesan tidak terdeteksi. Deteksi kalau sudah telat, udah telat stadium 3, stadium 4, terus mati," ujarnya.
"Jadi makanya, kita minta uang ke bu Sri Mulyani, cuman 200 yang punya memograf. Sudah 77 tahun Indonesia merdeka, cuman 200, pantas tidak bisa deteksi," tambah dia.
Oleh sebab itu, Budi mengimbau agar masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan memastikan cek sedini mungkin, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
"Nah kesehatan fisik itu bapak, ibu, jauh lebih penting mencegah jadi mesti sehat. Kalau bangsa mau maju. Sehat fisik mesti preventif jangan keburu sakit baru dirawat," tutup Budi.
Baca juga:
Konsumsi Pil KB Sejak Remaja Bisa Pengaruhi Risiko Kanker Payudara
Kini Fokus Penyembuhan, Marshanda Ungkap Awal Mula Mengidap Kanker Payudara
Idap Kanker Payudara dan Bipolar, Ini Curhatan Pilu Aida Saskia
Cara Mencegah Kanker Payudara, Pahami Sedini Mungkin