Perdamaian Aceh di Helsinki diusulkan masuk kurikulum sekolah
Zaini berharap suatu saat kurikulum itu masuk ke Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki yang merupakan awalnya titik terang perdamaian Aceh setelah konflik 30 tahun leih harus dijadikan tonggak sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh generasi penerus di Aceh.
"MoU itu harus menjadi pelajaran dan harus diketahui oleh tiap-tiap generasi di masa depan di Aceh," kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah kemarin malam Kamis (24/7) setelah berbuka puasa bersama di Pendopo Gubernur Aceh.
Salah satu cara agar sejarah penting rakyat Aceh itu tidak dilupakan oleh generasi yang akan datang, kata dia, rencananya pada momentum 9 tahun perdamaian Aceh yang jatuh pada tanggal 15 Agustus 2005 - 15 Agustus 2014 akan menghadiahi kurikulum khusus untuk sekolah. Isi kurikulum itu menyangkut proses perdamaian Aceh sebagaimana tertuang dalam MoU Helsinki yang ditandatangani di Finlandia.
Zaini bahkan mengimpikan, kurikulum perdamaian MoU Helsinki tersebut tidak hanya menjadi muatan lokal di Aceh yang diajarkan di sekolah-sekolah. Akan tetapi dia juga berharap suatu saat nanti bisa dipelajari di seluruh penjuru Indonesia dan masuk dalam kurikulum Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
"Kurikulum perdamaian MoU Helsinki harus masuk ke sekolah dan tidak hanya di Aceh, tetapi di tingkat Kementerian juga harus masuk untuk bahan pembelajaran," tukasnya.
Terkait dengan kurikulum muatan lokal, Zaini Abdullah dalam waktu dekat akan mengusulkan Rancangan Qanun khusus yang membahas tentang kurikulum perdamaian MoU Helsinki di sekolah pada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
"Kedepan harus ada qanun yang mengatur tentang itu, kita akan rancang qanun secepat mungkin," ujarnya.
Zaini mengingatkan, momentum mengingat 9 tahun perdamaian Aceh bukan makna membangkitkan kembali perlawanan seperti dulu. Akan tetapi, momentum tersebut untuk sekadar kilas balik apa yang pernah terjadi di Aceh, dimasa mendatang tidak boleh terulang lagi konflik tersebut yang telah banyak memakan korban jiwa dan harta benda.
"Karena kita ketahui apapun yang kita kerjakan tanpa sejarah itu tidak ada artinya. Jadi penting untuk diingatkan apa yang terjadi, kenapa terjadinya konflik, sejauh mana kembali sejarah dan jangan sampai terulang lagi," imbuhnya.
-
Apa yang dilakukan Teuku Muhammad Hasan untuk kemajuan pendidikan di Aceh? Pada tahun 1929, Hasan meresmikan pembentukan kepanitiaan Atjehsch Studiefonds di Kutaraja. Tujuan pembentukannya ini untuk kemajuan masyarakat Aceh dalam hal kesempatan memperoleh pendidikan yang tidak bertentangan dengan Islam.
-
Bagaimana PUSA memajukan pendidikan di Aceh? Pada perkembangannya, PUSA mengupayakan untuk memajukan bidang pendidikan di Aceh. Tak hanya itu, organisasi ini juga mengembangkan lembaga pendidikan yang sudah lebih dulu berdiri, seperti Lembaga pendidikan Al-Muslim, Normal Islam Institut, Madrasah Diniyah Idi, dan sebagainya.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Kenapa Peusijuek dilakukan oleh masyarakat Aceh? Tradisi Peusijuek ini selalu hadir ketika masyarakat akan merintis suatu usaha, menyelesaikan persengketaan, hingga sesudah dari musibah. Selain itu, Peusijuek juga dilakukan saat menempati rumah baru, merayakan kelulusan, memberangkatkan dan menyambut kedatangan jemaah haji.