Peringati HUT RI ke 75, Keraton Yogyakarta Luncurkan Gendhing Gati Mardika
KPH Notonegoro menambahkan Keraton Yogyakarta akan merilis Gendhing Gati volume 2 pada 28 Oktober mendatang atau bertepatan dengan Sumpah Pemuda.
Memeringati HUT Kemerdekaan RI ke 75, Keraton Yogyakarta merilis album Gendhing Gati volume 1. Di dalam album itu terdapat satu gendhing yang bertema khusus tentang kemerdekaan yang dinamai Gendhing Gati Mardika.
Gendhing Gati Mardika ini sendiri merupakan ciptaan dari Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X. Gedhing Gati Mardika dibuat khusus oleh Sultan HB X dengan bertemakan kemerdekaan.
-
Apa saja yang diciptakan oleh KRT Wiroguno untuk Keraton Yogyakarta? Sebagai seorang seniman, KRT Wiroguno telah berjasa besar bagi Keraton Yogyakarta. Semasa hidupnya ia menciptakan lebih dari seratusan gending, merancang kostum Langendriya, menggeluti foto painting hitam putih, dan berbagai kesenian lainnya. Berkat berbagai hal tersebut, layak rasanya apabila ia disebut sebagai salah satu seniman besar Keraton Yogyakarta.
-
Apa yang dirayakan pada HUT RI? "Memperingati kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga tentang berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keadilan di negeri ini. Selamat HUT RI ke-79!"
-
Apa yang dirancang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta? Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.
-
Siapa yang dirayakan di HUT RI? Tahun ini, Indonesia tengah berulang tahun ke-79.
-
Kapan HUT RI dirayakan? Tanggal 17 Agustus merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, menandai hari kemerdekaan yang dirayakan dengan penuh semangat di seluruh pelosok tanah air.
Penghageng KHP Kridhomardowo, KPH Notonegoro menerangkan dalam album Gedhing Gati volume 1 terdapat 17 lagu. 16 merupakan lagu lama sementara 1 lagu baru adalah Gendhing Gati Mardika.
Ke 16 lagu lainnya adalah Gendhing Gati Bali, Gati Brangta, Gati Harjuna Mangsah, Gati Helmus, Gati Hendrakusuma, Gati Kridha, Gati Kumencar, Gati Lumaksana, Gati Main-Main, Gati Mardawa, Gati Mares, Gati Mrak Ati, Gati Padhasih, Gati Raja, Gati Sangaskara, dan Gati Wiwaha.
KPH Notonegoro menerangkan khusus untuk Gendhing Gati Mardika, Sultan HB X mengerjakannya sendiri. Dibutuhkan waktu 3 bulan termasuk proses rekaman untuk melahirkan Gendhing Gati Mardika tersebut.
Gedhing Gati Mardika, lanjut KPH Notonegoro, merupakan kolaborasi antara alat musik tradisional dengan alat musik barat. Sehingga ada irama polyphonic dengan melodi gamelan.
"Seperti yang tadi disaksikan Gendhing Gati Mardika yang diciptakan Ngarso Dalem (Sultan HB X) ini terasa sekali kolaborasi antara alat musik tradisi gamelan dengan instrumen barat. Utamanya ada irama yang polyphonic di mana melodi pada alat tiup tidak melulu balung atau sesuai melodi pada gamelan. Tetapi mereka juga ada sekarannya sendiri," ungkap KPH Notonegoro.
KPH Notonegoro menguraikan Gati Mardika memiliki makna Mardika berasal dari kata merdeka. Sehingga Gati Mardika disebut KPH Notonegoro merupakan mangayubagyo atas kemerdekaan RI ke 75.
KPH Notonegoro menambahkan Keraton Yogyakarta akan merilis Gendhing Gati volume 2 pada 28 Oktober mendatang atau bertepatan dengan Sumpah Pemuda.
Di album Gedhing Gati volume kedua ini akan berisi 15 lagu. Dimana ada dua gendhing baru yaitu Gendhing Gati Taruna dan Gendhing Gati Bhineko.
(mdk/ded)