Perjuangan TNI Padamkan Kebakaran Hutan Hingga Salat Beralas Daun
Prajurit TNI dibantu petugas lainnya berupaya memadamkan api yang membakar lahan dan hutan di Pekanbaru, Riau
TNI tak hanya berperan sebagai penjaga pertahanan keamanan negara, tetapi juga melayani dan melindungi masyarakat. Anggota TNI juga bisa ditugaskan negara untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi di tanah air.
Salah satunya saat terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau. Cukup sulit memadamkan api yang terlanjur membakar hutan dan lahan gambut di wilayah tersebut. Butuh perjuangan yang kuat untuk bisa mengatasi keadaan itu.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Bagaimana kemampuan TNI AU saat itu dibandingkan dengan negara tetangga? “Negara-negara tetangga pada tahun 1962, belum memiliki pesawat tempur supersonik seperti MiG-21,” tulis Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo.Hal itu dimuat dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa yang diterbitkan Angkasa Bandung.
-
Apa yang akan di miliki TNI AU dalam waktu dekat? Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
Berikut potret perjuangan TNI demi padamkan kebakaran hutan di Riau dan Pekanbaru:
Salat Beralaskan Daun Sawit
Salah satu anggota TNI terlihat sedang melaksanakan ibadah salat beralaskan daun sawit. Kejadian itu berlangsung di sela-sela berjibaku memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla), Minggu (14/6).
Saat itu salah satu prajurit Kodim sedang melaksanakan tugas pemadaman lahan gambut di RT 11 dan RT 12 Kelurahan Petung, dan RT 003 Desa Giripurwa. Kemudian waktu Dzuhur tiba dan dia melaksanakan salat di bawah pohon sawit dengan beralaskan daun sawit dan baju seragamnya sebagai sajadah.
Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Mahmud mengatakan prajurit TNI dimana pun berada dan bertugas, melaksanakan ibadah merupakan suatu kemutlakan. Dengan beribadah memohon perlindungan Allah SWT, tugas seberat apapun dapat dilaksanakan.
"Walaupun sedang bertugas di lapangan, ibadah merupakan prioritas, sebagai ungkapan syukur kepada Sang Khalik," ujarnya.
"Sebagai pimpinan, hal seperti ini selalu saya sampaikan kepada anggota, agar tugas yang kita kerjakan mendapat ridho-Nya," jelasnya.
Berupaya Padamkan Api yang Hampir Dekati Pemukiman Warga
Prajurit TNI juga berupaya padamkan api yang membakar lahan gambut di Riau, Pekanbaru. Bahkan titik api hampir mendekati pemukiman warga di Jalan Handayani, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, yang jaraknya sekitar 300 meter.
Lahan gambut memang mudah sekali terbakar. Alhasil prajurit TNI mengalami kesulitan memadamkan api di tempat tersebut. Belum lagi angin kencang dan cuaca yang panas membuat api lebih cepat membakar belukar kering.
Pemadaman ini dilakukan oleh prajurit TNI Koramil 06/Sukajadi jajaran Kodim 0301/Pekanbaru. Pemadaman ini juga dibantu oleh petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru.
Sembilan Hari Tidur di Hutan
Para prajurit TNI tampak kelelahan setelah memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Desa Pulau Gelang, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Bahkan demi bisa memadamkan api, 25 prajurit TNI rela tidur di hutan selama sembilan hari.
Danramil 01/Rengat Kapten Inf Legimin mengatakan prajurit mengalami kesulitan saat mengatasi kebakaran lahan gambut.
"Kami malam di hutan, dan sudah memasuki malam ke sembilan," kata Legimin.
Ke-25 prajurit ini terdiri dari Koramil 01/Rengat jajaran Kodim 0302/Inhu dan BKO dari Arhanud 13 B Pekanbaru. Mereka bermalam dengan dibekali senjata api, untuk berjaga-jaga jika ada binatang buas yang melintas.
"Karena yang namanya hutan kan pasti banyak hewan buas. Salah satunya beruang yang sering dilihat masyarakat setempat," kata Legimin.
Mengalami Luka
Kopka Marinir Iman Mustafa, prajurit TNI AL yang bertugas di pulau Derawan, terluka di kepala dan patah tulang bahu kiri, usai tertimpa patahan kayu pohon, saat membantu memadamkan Karhutla. Kopka Iman kini dirawat inap di RSUD Abdul Rivai, Tanjung Redeb, Berau.
Peristiwa itu terjadi Rabu (4/9) malam, sekira pukul 20.30 WITA. Kopka Iman dan tim TNI-Polri menyeberangi laut ke Tanjung Batu, untuk memadamkan kobaran api Karhutla, di kawasan hutan Tanjung Batu.
Belakangan, saat memadamkan api di malam gelap buta, tiba-tiba Kopka Iman tertimpa patahan kayu kering dan rapuh dari pepohonan. Seketika dia sempat merintih kesakitan.
"Iya, kejadian itu benar. Pak Iman tertimpa kayu," kata Kapolsek Derawan Iptu Koko Djumarko.
Dia menerangkan, sebelum kejadian nahas itu, memang kawasan hutan di Tanjung Batu, terdapat lebih 5 titik Karhutla. "Tim yang ke lokasi, berpencar. Karena ada 9 titik api di Tanjung Batu. Gelap, saat itu memang gelap sekali karena di hutan. Jadi, tiba-tiba ada suara patahan kayu di pohon, menimpa Pak Iman," ujarnya.
"Setelah tertimpa itu, sempat dibawa ke Puskesmas Tanjung Batu. Tapi kemudian, dirujuk ke RSUD Abdul Rivai karena luka di bagian kepala, dan tulang bahu kiri patah," tambahnya.
(mdk/dan)