Perlu Terobosan untuk Tingkatkan Partisipasi Mahasiswa di Pemilu 2019
Dian Permata peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai poin catatan terkait upaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih khususnya kalangan mahasiswa pada Pemilu serentak 2019.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan lembaga penggiat pemilu dalam hal ini Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) yang selama ini menjalin kemitraan, baik dalam penyusunan UU Pemilu maupun hasil kajian–kajian demokrasi lainnya memaparkan hasil kajian terkait pemahaman mahasiswa terhadap pelaksanaan Pemilu 2019.
Paparan kajian tersebut disampaikan dalam acara Kemendagri Media Forum yang diselenggarakan di Kantor Pusat Kemendagri Jl, Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat, Jumat (16/11).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan Anang Hermansyah dan Krisdayanti akan bertarung di Pemilu? Krisdayanti diketahui akan kembali bertarung untuk merebut kursi parlemen dalam Pemilu 2024 melalui Dapil Jawa Timur V. Sementara itu, Anang Hermansyah akan berjuang untuk mendapatkan suara di Dapil V Kabupaten Bogor.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Pada kesempatan tersebut Kapuspen Kemendagri Bahtiar memandu langsung acara dengan menghadirkan narasumber Dian Permata, Peneliti SPD. Ia mencoba menggali dan mengupdate hasil penelitian SPD dari sisi tingkat pemahaman masyarakat terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 khususnya kalangan mahasiswa yang jumlahnya puluhan juta orang sekaligus sering disebut kaum muda atau kaum mileneal.
Pertanyaan sederhana yang disampaikan Bahtiar terkait tingkat pemahaman masyarakat dalam memahami setiap tahapan agenda Pemilu 2019 yang paling sederhana adalah hari dan tanggal pemungutan suara.
"Saat ini dalam posisi tahapan kampanye, ada waktu sekitar 5 bulan lagi menuju hari H pemungutan suara. Sebenarnya masyarakat mengetahui dan memahami atau tidak bahwa akan ada Pemilu Serentak yang hari ‘H’ nya di 17 April 2018, terlebih targetan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 adalah 77,5%," ujarnya.
Pertanyaan tersebut kemudian direspon oleh narasumber Dian Permata Peneliti Senior SPD yg memaparkan hasil kajian penelitiannya yang dilakukan pada bulan Agustus–November 2018, dengan populasi responden kalangan mahasiswa, sampel yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 300 responden yang dilakukan di 3 daerah, yaitu Riau, Sumatera Barat dan Yogyakarta.
Di awal paparannya, Ia sampaikan adanya trend menurunnya tingkat partisipasi Pileg dari Tahun 1974 dengan partisipasi 94% s.d 2014 yang mencapai 74.66%, trend menurun tingkat partisipasi juga ditunjukkan pada Pilpres mulai dari mulai Pilpres Tahun 2004 Putaran I (78,5%), Putaran II (76,7%), Tahun 2009 (71,9%), dan Tahun 2014 sekitar (70%).
Selanjutnya, Dian Permata jelaskan salah satu temuan hasil penelitian dengan pertanyaan penelitian Tanggal berapa hari ‘H’ pencoblosan Pemilu 2019, sebagai dasar mengetahui tingkat pengenalan, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa yang notabene kaum intelektual dan dianggap memiliki ilmu pengetahuan, kepedulian dan akses informasi terhadap berbagai informasi dan regulasi mengenai Pemilu serentak 2019.
"Mahasiswa Di Sumatera Barat yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 53%, yg menjawab tanggal lainnya sebanyak 41% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 6%. Mahasiswa Di Riau yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 17%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 74 % dan menjawab tidak tahu sebanyak 9%. Dan di Yogyakarta yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 85%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 11% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 4%," jelas Dian Permata.
Dian Permata peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai poin catatan terkait upaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih khususnya kalangan mahasiswa pada Pemilu serentak 2019.
"Pertama, pemerintah, pemda, parpol, penyelenggara pemilu dan pihak lainnya termasuk kampus2 perlu melakukan intercept program sosialisasi pemilih berbasis segmentasi pemilih. Langkah ini sebagai upaya untuk mencapai target angka tingkat partisipasi 77,5%. Kedua, pemilihan media kanalisasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui media berbasis internet diantaranya media sosial, facebook, instagram, twiter dan lain sebagainya," pungkasnya.
Baca juga:
Potret Pemahaman Mahasiswa Terhadap Pemilu Serentak 2019
Mendagri: 5 Tahun Ada Wakil yang Tak Pernah Diberi Tugas Mewakili Gubernur
Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Akur dengan Wakilnya
Mendagri Bersurat ke Anies Baswedan Minta Wagub DKI Segera Dipilih
Penjelasan Kemendagri Soal Anggaran Dana Operasional Camat
Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Izin Sebelum Kampanye