Persempit Gerak Simpatisan Teroris Poso, Satgas Madago Raya Razia Barang Bawaan Warga
Razia dilakukan untuk mengantisipasi simpatisan yang masih memberikan bantuan logistik maupun informasi kepada DPO yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Satgas Madago Raya menggelar razia dan pemeriksaan di jalur menuju pegunungan Dusun V, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (24/11). Razia ini untuk mengantisipasi simpatisan DPO teroris Poso yang memberikan bantuan logistik.
"Razia ini sekaligus mempersempit gerak DPO maupun simpatisannya," kata Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya, AKBP Bronto Buriyono yang dihubungi di Poso.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kenapa Mayjen Moestopo membentuk pasukan Terate? Alih-alih menertibkan para pembuat onar di masyarakat, Mayjen Moestopo justru memberdayakan mereka untuk ikut berjuang dalam perang revolusi.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
Bronto mengatakan, razia dilakukan untuk mengantisipasi simpatisan yang masih memberikan bantuan logistik maupun informasi kepada DPO yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Setiap warga yang melintas di jalur pegunungan Desa Tanalanto akan diperiksa, mulai dari kendaraan sampai barang bawaan.
"Tak terkecuali kami periksa apa yang dibawa dan tujuan mereka ke mana," ujar dia.
Selain menggelar razia, personel TNI/Polri yang bergabung dalam Satgas Madago Raya di Pos Sekat Tanalanto mengimbau petani agar meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan empat DPO yang diduga masih berada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Sigi.
"Hasilnya, kami belum menemukan adanya hal-hal yang mencurigakan," kata dia.
Bronto menjelaskan, razia serupa dilakukan di wilayah operasi lainnya yang diduga menjadi tempat persembunyian para DPO.
"Beberapa bulan lalu Satgas Madago Raya berhasil melumpuhkan Qatar dan pengikutnya di Pegunungan Torue sehingga pengawasan dan pengamanan ekstra perlu dilakukan di wilayah ini," kata Bronto
Satgas Madago Raya menyebar foto wajah empat DPO di sejumlah daerah di wilayah operasi. Termasuk pemasangan baliho wajah keempat DPO.
"Fokus memperlihatkan wajah untuk mempermudah masyarakat mengenali para DPO," tutur Bronto.
Empat DPO teroris Poso, yakni Askar alias Jaid alas Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Suhardin alias Hasan Pranata. “Dua warga Bina, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dua lagi warga Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah,” jelas Bronto.
Bronto berharap keempat DPO menyerahkan diri untuk diproses secara hukum. “Kami minta kerja sama warga agar melapor jika melihat orang yang mencurigakan atau mirip para DPO,” tutup dia.
Baca juga:
Kasad Dudung akan Cek Daerah Operasi Prajurit TNI AD di Papua dan Poso
Ali Kalora Tewas, Warga Poso Mulai Berani Laporkan Keberadaan Teroris MIT
Beredar Video Keluarga Ajak DPO MIT Poso Pulang ke Rumah
Lewat Video, Ibu DPO MIT Poso Minta Ahmad Panjang Segera Pulang
Napi Teroris Poso Basri alias Bagong Berikrar Setia kepada NKRI
Operasi Pengejaran Teroris Poso Diperpanjang hingga Akhir Desember