Perut Harus Diisi, Driver Ojol akan Tetap Ngojek Meski Dilarang
Hati Irawan tambah gusar, mendengar kabar DKI Jakarta,tempatnya mencari makan bakal telah ditetapkan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sudah seharian keliling Jakarta-Bekasi, Irawan (25) tak juga dapat orderan. Biasanya tidak seperti ini. Ya, dia cuma bisa mengelus dada, pendapatnya ikut kena imbas pandemi global Corona alias Covid-19.
Hati Irawan tambah gusar, mendengar kabar DKI Jakarta,tempatnya mencari makan bakal telah ditetapkan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Selama Corona, gue sama sekali kagak dapet order orang. Dapatnya go-food, sama ngirim barang dan itupun jarang banget pokoknya menurun parahlah," keluhnya di bilangan Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (7/4).
Irawan yang pada kondisi normal dalam sehari bisa mendapatkan Rp100-300 ribu, terpaksa menelan pil pahit dengan penurunan drastis hingga Rp15-30 ribu perhari.
Social Distancing atau jaga jarak, work from home, belajar di rumah, sederet program pemerintah guna menekan penyebaran Corona amat berdampak pada pendapatannya. Ditambah PSBB, ojek online dilarang bawa penumpang. Hanya boleh barang saja.
"Mau gimana lagi, kita juga wajar karena corona orang jadi pada takut keluar rumah. Mau diam enggak ada pemasukan, jadi serba salah. Ditambah enggak boleh angkut penumpang makin salah saja dah," ujarnya.
Irawan juga menyayangkan respon yang diberikan pemerintah atas bantuan kepada masyarakat yang terlalu berbelit-belit, seharusnya di saat kondisi seperti ini seluruh masyarakat diberikan bantuan.
"Hari ini ada pesan dari aplikator, kalau pemerintah kirimkan Bantuan Langsung Tunai lewat kartu Pra Kerja. Tetapi, katanya itu pakai seleksi dulu, loh kok bantu orang pilih-pilih ya kalau ojol (ojek online) mah kondisinya saat ini ratalah susah semua," terangnya.
Pilih Break Dulu
Hal senasib dialami Anjar (23). Driver ojek online ini memilih istirahat di rumah sejenak selama 'musim' corona.
"Selama pandemi ini cuma dapat sekali order, dari situ udahlah break dulu. Percuma mau ngojek juga susah nyari orderannya," ujar Anjar.
Menurutnya, pemerintah dengan beragam kebijakan yang dikeluarkan untuk memutus mata rantai wabah corona saat ini. Sama saja memberikan kesulitan ekonomi kepada masyarakat, terkhusus driver ojol.
Dia menilai, kondisi baru sebatas imbauan pun dampaknya sudah cukup menyiksa. Namun nasib baiknya, ia yang masih tinggal bersama orangtua dan masih bisa meminta bantuan kepada orangtua.
"Untungnya saya masih ikut orangtua jadi makin mantap break dulu saja lah. Kalau ngojek jadi pekerjaan utama gua, udah pasti kudu narik tiap hari. Ya ibaratnya demi dapur ngebul. Walaupun corona lah," tuturnya.
Nekat Ngojek
Sementara Alex (40), sebagai driver ojol yang sudah 4 tahun menjalani profesi ojol merasakan tuntutan kondisi yang memaksanya untuk tetap ngojek, walaupun di tengah pandemi Covid-19
Atas kondisinya saat ini, ia pun sadar akan hasil yang didapatkan pasti sangat minim, tetapi tidak ada pilihan lain bagi Alex untuk berhenti mengojek. Jika berhenti, perut terancam tak terisi.
"Sudah jatuh ketimpa tangga, belum ada aturan itu saja kita driver udah menurun pendapatannya. Apalagi berlaku aturan dilarang angkut penumpang, cuma barang sama food, enggak tahu harus ngapain lagi," keluh Alex.
Kemudian, Ia mengungkapkan, realita di lapangan atas apapun janji bantuan yang disalurkan pemerintah sampai saat ini kepada driver ojol belum bisa dirasakan. Termasuk konsep pengiriman barang maupun makanan melalui ojek online yang dijalankan pemerintah belum berjalan secara signifikan dampaknya.
"Bantuan seperti masker yang dijanjikan belum ada, pemberian vitamin katanya belum ada juga, terus order makanan yang di Perumda Pasar Jaya pakai online maupun SMS juga belum ada dampak hasilnya, sama saja sepi-sepi juga," katanya.
Alex memahami apa yang sedang terjadi saat ini sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah covid-19. Akan tetapi, mereka tidak punya pilihan lain, sembari mengharapkan bantuan dari pemerintah.
"Saya tetap ngojek, walaupun ada larangan. Kecuali dari pemerintah sudah mengirimkan bantuan dan sampai ke kita masyarakat, baru saya berenti ngojek," ungkap Alex.
Gojek Perhatikan Keselamatan Mitra Driver
Sementara itu, Gojek Indonesia selaku aplikator penyedia transportasi online akan membahas lebih dulu soal larangan mengangkut penumpang dengan pemerintah.
"Pada prinsipnya, kami selalu berupaya untuk mematuhi regulasi-regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari dampak Covid-19," ujar Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita pada keterangan tertulis, Selasa (7/4).
Nila mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk membantu mitra-mitra driver ojol.
"Kami ingin tetap dapat beroperasi dan menjalankan tugasnya dengan aman di tengah pandemi Covid-19. Karena mitra-mitra ini. Terutama para mitra driver merupakan andalan kita bersama di tengah masyarakat diimbau untuk di rumah saja guna menekan penyebaran Covid-19," jelasnya.
Gojek Indonesia juga telah menyiapkan tiga langkah untuk perlindungan dalam memastikan keamanan dan kesehatan ekosistem Gojek, yakni:
1. Penyediaan Masker, Hand Sanitizer, Vitamin dan Desinfektan
Gojek telah mengimpor 5 juta masker dan juga menyediakan cairan pembersih (hand sanitizer), vitamin, dan penyemprotan kendaraan dengan cairan disinfektan di berbagai kota besar di Indonesia.
2. Penyediaan Kartu Penanda Suhu Tubuh di Merchant GoFood
Kartu Penanda Suhu Tubuh ini merupakan pedoman dari Gojek yang dijalankan berbagai mitra merchant GoFood untuk memastikan keamanan dan makanan yang dikirimkan. Kartu ini berisi informasi mengenai suhu tubuh dari pihak yang menangani makanan yang dipesan, yaitu karyawan mitra merchant yang memasak, karyawan yang menyiapkan makanan, serta mitra driver yang mengantar makanan. Dengan prosedur ini, mitra driver kami dapat mengetahui suhu tubuhnya dari waktu ke waktu tanpa harus melakukan pengecekan sendiri.
3. Fitur Contactless Delivery untuk Perlindungan Mitra Driver
Gojek telah mengimplementasikan sistem contactless delivery atau layanan tanpa kontak fisik langsung pada layanan GoFood dan GoSend, demi meminimalisir kontak langsung antara mitra driver dan pelanggan, dengan menyediakan opsi teks pesan cepat pada fitur Chat, serta menghimbau mitra merchant untuk dapat memprioritaskan metode pembayaran digital/ nontunai.
"Hal ini kami lakukan agar semua pihak, termasuk mitra driver kami, dapat terminimalisir dari kemungkinan penularan," pungkas Nila.
(mdk/rnd)