Pesan Damai dari 3 Gereja Ikon Kota Malang
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau Gereja Kayutangan sangat ikonik di Kota Malang, dengan letaknya yang strategis di tengah kota. Keindahan bentuk bangunan dengan gaya arsitektur Eropa nan megah mengundang perhatian setiap pengguna jalan.
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau Gereja Kayutangan sangat ikonik di Kota Malang, dengan letaknya yang strategis di tengah kota. Keindahan bentuk bangunan dengan gaya arsitektur Eropa nan megah mengundang perhatian setiap pengguna jalan.
Nyaris setiap hari, Saya melewati jalan di depannya, Jalan Jenderal Basuki Rachmat. Saat mulai melalui jalanan yang sedikit melengkung, bentuk gereja secara perlahan mulai terlihat utuh.
-
Kapan Natal dirayakan? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
-
Kenapa doa malam Natal sangat penting? Doa malam Natal menjadi momen refleksi dan introspeksi spiritual, memungkinkan setiap individu untuk menghubungkan diri dengan kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari.
-
Apa arti warna hijau di Hari Natal? Hijau melambangkan kehidupan baru, pertumbuhan, keabadian, dan harapan.
-
Kapan tepatnya Natal dirayakan? Hari Natal pada 25 Desember pertama kali diperingati pada 221 Masehi.
-
Apa sebenarnya makna Natal yang sesungguhnya? The true heart of Christmas is one of wonder and warmth. May any festive stress you feel fade away and be replaced with this. Merry Christmas!
-
Kapan doa Natal dibaca? Doa malam Natal menjadi wujud rasa syukur dan penghormatan umat Kristen kepada Tuhan atas karunia kelahiran-Nya sebagai Juru Selamat dunia.
Saya beberapa kali juga berusaha mengabadikan, termasuk dari atas jembatan penyeberangan di depan bekas Gedung Bioskop Merdeka. Dari situ, terlihat patung sastrawan Chairil Anwar yang sempat dinaikkan ketinggiannya, makin menampakkan keindahan kawasan gereja di tanah sudut 11,4 Meter kali 40 Meter.
Walaupun tentu lebih indah seandainya bisa melihatnya tanpa bangunan-bangunan 'pengganggu' yang sudah bermunculan. Gereja gaya gothik itu akan tampak semakin utuh dan pandangan menyatu dengan bangunan ikonik di sekitarnya.
Sudut-sudut ruangan gereja dikelilingi 12 lukisan diorama. Selain itu juga ruangan dipenuhi bangku-bangku kayu jati berkualitas berjajar lurus, tempat para jemaat berdoa. Sementara balkon lantai 2 yang tidak begitu luas menjadi tempat paduan suara.
Lukisan dan ornamen berpadu dengan warna tembok yang bersih memperlihatkan bangunan tahun 1895 itu terawat dengan baik. Ya benar, bangunan Gereja Kayutangan sudah 124 Tahun. Tidak mungkin kalau tanpa perawatan, bisa sepanjang itu menjadi pembawa pesan damai bagi umat manusia, khususnya warga Malang.
"Orang masuk Malang, ini yang dilihat pertama. Itu sejak dulu, usianya sudah 123 tahun. Tidak ada perubahan, bayangkan Belanda membangun ini kuat sekali. Dulu pernah diubah di belakang (menara) karena ditabrak pesawat tahun 1974. Tapi yang lain masih asli," tutur Pastur Kepala Paroki Gereja Kayutangan, Romo Alberto Djono Moi O.Carm kepada merdeka.com, sehari sebelum Hari Natal.
Karena kondisinya yang tidak mengalami perubahan itu, Kota Malang memberikan memberikan statusnya sebagai salah satu bangunan cagar budaya. Bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya tidak boleh diubah tampilan dan mendapatkan kemudahan tertentu.
Namun terpenting, sepanjang sejarah gereja itu selalu terbuka menyambut siapapun yang datang dan dipastikan banyak jemaat wajah baru dan wisatawan yang datang dan berdoa, termasuk saat Peringatan Natal. Karena memang disadari sebagai gereja ikon Kota Malang.
Kota Malang juga memiliki bangunan cagar budaya dan ikon Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Emanuel yang letaknya tidak sekitar 200 meter dari Gereja Kayutangan. Gereja Immanuel dibangun 31 Oktober 1861 dan juga masih kokoh digunakan hingga saat ini.
Selain sebagai ikon, kedua gereja ini menjadi simbol perdamaian Kota Malang dengan letaknya yang tidak jauh dari Masjid Jami' An-Nur. Masing-masing seiring sepanjang zaman, bahkan saling membantu satu sama lain guna kelancaran ibadah umatnya.
Kota Malang juga memiliki ikon Gereja Katedral atau Gereja Paroki Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel Ketedral Malang di Jalan Idjen Boulevard. Bangunan gereja didirikan 1932 dan mulai digunakan 28 Oktober 1934.
Merdeka.com pernah mendapat cerita dari Romo Emiel Emmanuel Wahyu Widodo, Pastur Kepala Gereja Katedral Malang bahwa Gereja Idjen dibangun dengan gaya gotik dengan atap seperti gambar tangan yang bertemu, sebagai lambang sembah atau sujud memuliakan Allah.
"Sehingga diharapkan orang yang masuk ke gereja ini bisa berdoa dan memuliakan Allah, dalam kehidupan sehari-hari dalam bersaudara dan bersahabat dengan siapapun," tegas Romo Emiel.
Tidak dibantah ikon-ikon tersebut membuat Kota Malang dilirik dunia, termasuk dalam kehidupan beragamanya. Sebagai Kota Wisata yang toleran, siapapun yang datang adalah sahabat dan memberikan tempat terhormat bagi tamunya. Semangat itu dinilai sejalan dengan tema Natal 2019 yakni Menjadi Sahabat Bagi Semua Orang.
"Yesus datang menjadikan sahabat, saudara, teman yang menguatkan, meneguhkan, menggembirakan dalam perjalanan kehidupan dari waktu ke waktu. Keberadaan orang lain jangan dilihat sebagai orang lain, tapi sebagai saudara, sahabat dan teman yang harus saling membantu dan menemani dalam perjalanan hidup," jelas Romo Djono.
Tema itu digagas dari hasil perenungan akibat gesekan panas Pemilu yang membuat anak bangsa tersekat-sekat. Mereka tersekat oleh pandangan dan pengelompokan secara politik dan lain-lain.
Sekarang saatnya mulai membangun dengan tidak melihat persaudaraan dari agama, budaya, warna kulit dan bentuk mata. Semua sama sebagai anak bangsa, sama-sama dihadirkan di Indonesia.
Agama jangan memisahkan kita, tetapi merekatkan sebagai persahabatan. Perbedaan sebagai sebuah kenyataan anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Karena persoalan dunia seakan-akan membuat kita bukan saudara.
Baca juga:
Liburan Mewah Para Artis Saat Natal dan Jelang Tahun Baru, Bikin Ngiri
Menag Fachrul Razi Harap Tak Ada Lagi Larangan Kebebasan Beribadah di Daerah
Jokowi: Negara Menjamin Kebebasan Beragama dan Beribadah
Tanya Soal Film Kingkong, Jokowi Kasih Sepeda ke Peserta Natal Nasional
Beri Sepeda, Jokowi Dipanggil 'Pak Menteri' oleh Peserta Perayaan Natal di Sentul