Pesan Menkum HAM untuk warga binaan di Hari Dharma Karya Dika
Yasonna, sapaan akrab Yasonna Hamonangan Laoly, berharap acara ini bisa memberi motivasi bagi WBP untuk menjadi lebih baik.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Hamonangan Laoly, resmi membuka acara layanan kunjungan serentak bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) seluruh Indonesia di lembaga pemasyarakatan (lapas), rumah tahanan (Rutan), atau di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
Yasonna, sapaan akrab Yasonna Hamonangan Laoly, berharap acara ini bisa memberi motivasi bagi WBP untuk menjadi lebih baik.
"(Layanan kunjungan serentak WBP) Harus dimaknai dengan pekerjaan yang inovatif sehingga kesempatan ini kami harapkan mendapat kunjungan dari keluarga yang memiliki patriolisme sejalan dengan revolusi mental," ujar Yasonna saat memberikan sambutan di hadapan WBP dan keluarganya di Rumah Tahanan Klas I Cipinang, Jalan Raya Bekasi Timur, Nomor 170 B, Jakarta Timur, Minggu (9/10).
Yasonna mengingatkan, WBP perlu melakukan hal-hal yang kreatif, sekalipun suasana lapas membosankan. Potensi dan bakat bisa diasah secara terus menerus.
"Itikad baik, potensi positif harus bisa dikendalikan. Dalam lapas, warga binaan bisa meningkatkan keterampilan, walaupun tempat terbatas tapi kreatifitas tidak boleh terbatas," tuturnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga mengingatkan agar kunjungan serentak hari ini bisa membangun rasa cinta kasih para WBP terhadap keluarga maupun kerabatnya.
Sehingga, jika telah menyelesaikan masa binaannya, mereka bisa menjadi manusia yang berbakti untuk bangsa di lingkungan masyarakat.
"Acara hari ini tidak hanya sebatas seremoni, tapi memberi dampak seluas-luasnya sesuai ketentuan tetap berkomunikasi intim dengan keluarga. Tembok-tembok dingin di sekitar kita ini, kita bisa bayangkan kerinduan seorang anak kepada ibu, suami kepada istri, istri kepada suami."
"Manfaatkan kesempatan ini untuk mengintropeksi diri, agar nanti menjadi insan taat hukum, berimani dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya ingatkan, filosofi kita tidak lagi pada konsep retribusi, penjeraan, konsep rehabilitasi. Mari kita berfikir, memberi latihan agar jadi orang-orang berguna kelak," tuntasnya.