Pesawat intai Orion Australia & Korsel penjejak ulung AirAsia
Meski bergerak di udara, pesawat ini mampu mendeteksi benda asing di bawah laut. Seperti apa kecanggihannya?
Ketika pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing menghilang dari pantauan radar, pemerintah Australia langsung menawarkan bantuan. Guna melakukan pencarian di tengah Samudera, Australia menerjunkan armada Lockheed P-3C Orion dan menyisir setengah lautan demi menemukan pesawat milik Malaysia itu.
Langkah serupa juga dilakukan Australia tidak lama setelah pemerintah Indonesia mengumumkan pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 dinyatakan hilang. Pesawat P-3 Orion langsung ditugaskan untuk menyisir Selat Karimata, lokasi diduga jatuhnya pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu.
Meski berputar-putar selama berjam-jam, pesawat canggih asal Australia ini sempat melaporkan temuan benda asing yang mengapung di atas laut. Sayang, setelah diteliti, ternyata benda tersebut bukan bagian dari AirAsia yang hilang. Namun, sepak terjang pesawat ini selama berlangsungnya operasi pencarian dan evakuasi tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pesawat ini pertama kali bertugas pada 2001 lalu, dan langsung menjadi bagian dari Royal Australian Air Force (RAAF) atau Angkatan Udara Australia. Pesawat ini memiliki tugas yang multifungsi, yakni armada pendukung bagi kapal AL, pengawas perairan, pencarian serta penyuplai korban selamat, penangkal serangan udara dan pendeteksi kapal selam.
Soal peralatan, pesawat ini terpasang berbagai peralatan canggih yang mampu mendeteksi benda-benda asing yang bisa mengancam keamanan negerinya, atau dalam sebuah pencarian. Seperti misalnya radar terbaru Elta EL/M-2022(V)3, Star Safire III electro-optical dan sistem infrared yang terpasang di bagian hidung.
Radar ini memberikan kemampuan dalam melakukan pengawasan kemaritiman lewat udara, yang juga mampu mendeteksi objek dari dasar laut dengan teknologi tiga dimensi. Alat buatan Israel ini bisa dipakai untuk patroli di Zona Ekonomi Eksklusif, penyelundupan narkoba, pengawasan pantai, patroli perikanan, dan misi SAR. Selain Orion, radar canggih ini juga terpasang di pesawat P-8 Poseidon milik Angkatan Laut AS.
Untuk navigasi, dipasang dua Honeywell H764G Embedded GPS/INU. Bobot pesawat bisa dikurangi sampai 3.000 kilogram demi keperluan upgrading. Dalam situasi normal, pesawat ini bisa mengangkut 13 kru, di antaranya dua orang pilot, dua mekanik, seorang koordinator taktik, navigator, pembaca sensor dan enam orang analis penerbangan.
Pesawat buatan Lockheed Martin memiliki kecepatan patroli 205 knot atau 375 km per jam. Daya jelajahnya pun mencapai 3.000 Nautical Mile atau 5.490 km.
Selain Australia, pesawat ini juga berdinas di Angkatan Udara Korea Selatan. Selama mengudara, pesawat ini mampu terbang sampai tujuh jam sebelum mengisi kembali bahan bakar.
Baca juga:
Dari Kapolri sampai Fahri Hamzah kritik langkah Jonan
Jonan jatuhkan sanksi ke 11 pejabat penerbangan
Setelah jawab enggak tahu, Jonan akui salah soal maskapai ilegal
Percepat klaim asuransi korban AirAsia, Risma datangi kantor OJK
Hari ke-13 tragedi AirAsia, sebagian Tim DVI diistirahatkan
Fahri Hamzah minta Jonan hukum diri sendiri, tak salahkan orang
2 Jenazah yang terikat di kursi AirAsia tiba di Pangkalanbun
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Australia? Setelah bertanding di Arab Saudi, Timnas Indonesia akan segera kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan pertandingan melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa, 10 September 2024.
-
Kapan Timnas Indonesia melawan Australia? Pada Selasa, 10 September 2024, Skuad Garuda menunjukkan performa yang solid dengan menahan Australia 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Tomo (SUGBK).
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Timnas Australia? Pada hari ini, Selasa (10/9/2024), Timnas Indonesia menjalani laga kedua di grup C.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Australia? Indonesia akan bertanding melawan Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, pada Selasa (10/09).