Petugas Bulog lalai, beras berkualitas buruk beredar di NTT
Petugas Bulog hanya melakukan sortir berdasarkan sample saja. Sedangkan beras berkualitas buruk tersebut dipicu masa penyimpanan yang sudah kedaluwarsa.
Beras sejahtera (rastra) berkualitas buruk lolos dari gudang Bulog NTT dan beredar di masyarakat. Kepala Bidang Operasinal dan Pelayanan Publik Bulog Divre NTT, Dominggus Foes mengatakan beras berkualitas buruk bisa lolos lantaran kelalaian petugas.
"Lolos karena petugas hanya melakukan sortir berdasarkan sample saja. Namun pada saat launching rastra tersebut, kami telah memberitahukan kepada pemerintah untuk melapor ke pihak Bulog jika masyarakat mengadu soal ini dan kami siap ganti," kata Dominggus, Jumat (2/6).
Menurut Dominggus, kualitas beras yang buruk tersebut dipicu masa penyimpanan beras yang sudah melebihi batas waktu. Rastra Desember 2016 lalu pun, penyalurannya tertunda akibat data KPM dari Pemerintah Kabupaten/Kota belum lengkap.
"Adanya pembatasan impor beras sehingga sumber beras dari Jawa dan NTB sudah lama sekitar tiga bulan, kemudian dikirim ke Kupang dengan kargo dan disimpan dalam gudang Bulog selama 3 bulan lamanya," kata Dominggus.
Ia menambahkan, jadwal pendistribusian rastra seharusnya dilakukan Januari dan Februari 2017. Namun ada keterlambatan verifikasi dan validasi data dari pemerintah kota/kabupaten karena adanya perubahan data KPM, sehingga realisasi rastra baru terlaksana akhir Mei.
Di wilayah Kota Kupang, Bulog telah menyalurkan rastra bagi 27 kelurahan dan baru dua kelurahan yang komplain terkait buruknya kualitas beras yang dibagikan.
"Dari kelurahan Manutapen satu orang dengan jumlah 45 kilogram dan telah ditangani. Sedangkan dari Kelurahan Namosain sebanyak 28 KK dengan jumlah beras lebih dari 1 ton, dan kami masih menunggu hasil pendataan dari pihak kelurahan," jelasnya.