Pidato Mendikbud Nadiem Jadi Pelecut Guru Berinovasi Dalam Mengajar
Dia pun berharap ke depan gebrakan dilakukan Menteri Nadiem dalam dunia pendidikan. Khususnya mengenai kesejahteraan tenaga pengajar seperti guru di daerah.
Mendikbud Nadiem Makarim mengajak guru membuat perubahan dalam memberikan materi pelajaran. Imbauan agar guru berinovasi dalam mengajar anak murid ini disampaikan Nadiem lewat tayangan video dalam upacara memperingati Hari Guru Nasional di Halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan, Senin (25/11).
Pidato mantan bos GoJek itu sebelumnya menuai reaksi beragam dari pelbagai pihak setelah naskahnya lebih dulu diunggah dalam situs resmi Kemendikbud pada Sabtu (23/11). Salah satu sorotan datang dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
-
Apa isi kalimat yang ditemukan di dinding makam itu? Kalimat itu membuat Agostini bertanya-tanya, terutama bagaimana bahasa Persia Pertengahan dapat ditemukan di wilayah Beit She’arim. bagi orang-orang Yahudi setelah pengepungan dan penghancuran Kota Yerusalem pada 70 Masehi. Banyak orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain datang ke wilayah itu. Beit She’arim pun menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa.
-
Kapan mumi Nesyamun hidup? Berkat teknologi pencetak tiga dimensi (3D) yang sangat canggih, para peneliti sekarang bisa merekonstruksi suara mumi Mesir kuno berusia 3.000 tahun.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan makam tersebut ditemukan? Kemunculan makam tersebut berawal pada tahun 2022.
PGRI menilai pidato disampaikan Menteri Nadiem bukan hal baru. Mendikbud pun diminta memberikan aksi nyata ketimbang retorika dalam setiap kebijakannya.
"Dari pandangan PGRI adalah bahwa pidato itu tidak hanya disampaikan, perlu ditindaklanjuti aksi nyata misalnya langsung menyederhanakan aturan-aturan dan memberikan penguatan kepada pengawas dan kepala sekolah," kata Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi saat dihubungi merdeka.com, Senin (25/11).
Namun pidato itu dianggap sebagai motivasi bagi sebagian guru. Salah satunya Ririn. Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini menilai pidato disampaikan Menteri Nadiem sebagai pelecut dalam tugas. Khususnya agar memberikan pola pendidikan berbeda bagi murid.
"Kalau menurut saya sebenarnya secara enggak langsung termotivasi sebab benar juga selama ini mengajar terpaku dengan aturan kurikulum yang ada," kata Ririn saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (25/11).
Dia sepakat dengan ajakan Mendikbud agar para guru berinovasi dalam mengajar. Alasan dia, kurikulum yang selama ini kurang pas diterapkan khususnya bagi sekolah di daerah.
"Misalnya penilaian sikap. Di kurikulum 2013 banyak penilaian spiritual sikap anak di kelas seperti apa, disiplin atau tidak, kita (guru-red) harus mengenal anak satu per satu. Terus udah gitu kan jam belajar yang sangat banyak kayak misalnya contoh pelajaran satu kali pertemuan sekitar tiga jam. Sejam 45 menit menurut saya sedikit membosankan untuk murid," ujar wanita bernama lengkap Ririn Pratami Putri, ini.
Dia mengatakan, pidato Mendikbud yang mengajak guru berinovasi dan murid belajar di keluar kelas hingga mengajar bukan cuma menerima sesuatu terobosan yang bagus. Menurut dia, hal ini menjadi perubahan bagi guru untuk memberikan inovasi dalam mengajar.
"Gini ya kurikulum 2013 kalau menurut saya pribadi kurang merata. Kayaknya lebih cocok anak-anak di kota karena mungkin dari segi materi pembelajaran juga kalau di kota itu kan mungkin anak lebih cepat nangkap karena fasilitas dan lingkungan terus sekolah di desa kurang cocok salah satunya dari lingkungan," imbuhnya.
Dia pun berharap ke depan gebrakan dilakukan Menteri Nadiem dalam dunia pendidikan. Khususnya mengenai kesejahteraan tenaga pengajar seperti guru di daerah.
"Sebagai guru menunggu gebrakan apa dari bapak menteri kita yang baru terutama untuk mensejahterakan guru agar mutu pendidikan kita lebih baik lagi," tukasnya.
Ajak Guru Berinovasi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim beserta jajaran melakukan upacara Hari Guru Nasional, di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta Pusat. Dalam upacara, Nadiem sebagai Pembina Upacara.
Nadiem mengatakan, dalam sambutan dirinya meminta maaf kepada peserta upacara. Sebab, upacara kali ini dirinya tak ada kata-kata indah buat para guru.
"Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua, bapak dan ibu guru yang saya hormati. Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata Inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya Ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," katanya di lokasi, Senin (25/11).
Nadiem mengakui, guru adalah profesi yang sulit dan mulia. Sebab, mengemban tugas untuk kemajuan bangsa Indonesia. Namun, lanjutnya, ia menyesalkan masih adanya guru yang tak mengerti akan tugas pokoknya.
"Anda ditugaskan untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberikan aturan daripada pertolongan. Anda ingin membantu murid yang tertinggal di kelas, tetapi waktu anda habis mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul potensi anak tidak bisa diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan," katanya.
"Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan. Anda frustrasi karena anda tahu di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi yang akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Anda tahu setiap anak punya kebutuhan yang berbeda, namun keseragaman telah mengalahkan keberagamaan sebagai prinsip dasar birokrasi. Anda ingin setiap murid terinspirasi. Tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi," bebernya.
Oleh karena itu, mantan bos GoJek ini menegaskan agar para guru mengambil langkah perubahan guna anak didik yang berguna bagi bangsa dan negara.
"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Tapi, perubahan tidak bisa dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dengan guru. Jangan menunggu aba-aba. jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda," pungkasnya.
(mdk/gil)