Pilkada Tangsel, Airin disebut anti-kritik dan kerjanya pencitraan
Jadi pemimpin daerah, Airin diminta mencontoh kepemimpinan Ahok dan Emil.
Tingkat popularitas calon incumbent Airin Rachmi Diany pada Pilkada Tangsel tahun ini disebut terus menanjak. Kasus dugaan korupsi di lingkaran Airin dinilai tak mempengaruhi pandangan masyarakat Kota Tangsel terhadap sosok wanita berparas cantik tersebut.
Wakil Koordinator Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) Suhendar mengatakan popularitas Airin dibangun tanpa disertai prestasi yang memadai.
"Coba deh tanya sama warga, atau rakyat Tangsel. Puaskah rakyat dengan kinerja Airin?" kata Suhendar kepada wartawan, Selasa (19/5).
Pencitraan Airin menurut dia, lebih bagus daripada hasil kerjanya. Rakyat Tangsel, menurut dia lebih banyak terbuai dengan bantuan tunai.
"Lihat deh, lebih besar mana foto sama pesan moral yang ada pada baliho. Dia hanya bermain di tingkat bawah, kasih ongkos selesai, masyarakat mudah lupa bahwa itu bersumber dari APBD," terangnya.
Menurut Suhendar, Airin seharusnya tidak mengotak-ngotakkan atau jangan anti kritik. Suhendar mencontohkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
"Mereka mau duduk sama yang bisa dikatakan oposisi. Tentu Ahok dan Kang Emil punya alasan, alasannya untuk mendengar aspirasi yang berguna untuk pembangunan di Tangsel. Kami yakin, meski tanpa kajian ke mana APBD dikeluarkan, akan lebih banyak ke arah tim sukses ketimbang untuk pembangunan kota," katanya.
Lanjut Suhendar, tidak hanya TRUTH di Tangsel yang mengkritik terhadap kepemimpinan Airin. "Undang mereka, kami tidak akan meminta apa-apa seperti. Kami hanya minta dia menjelaskan ke mana APBD atau uang rakyat ini dikeluarkan. Tapi itu akan sulit terjadi, karena dia bisa dikatakan anti dengan kritik," tuturnya.