Poeze tetap yakin Tan Malaka dikubur di Selopanggung Kediri
Poeze meminta kuburan Tan Malaka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Harry A Poeze menggelar acara bedah buku karyanya yang berjudul 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' di Kota Kediri, setelah sehari sebelumnya digagalkan Front Pembela Islam di Surabaya. Dalam pemaparannya, dia tetap yakin jika Tan Malaka dibunuh dan dimakamkan di wilayah Selopanggung, Kediri.
Keyakinan Poeze itu berdasarkan risetnya selama puluhan tahun, meski hasil tes DNA yang dilakukan tim ahli forensik yang dipimpin Dr Djaja Surya Atmadja dari UI belum memberi kepastian.
"Dr Djaja biarkan akan meneruskan penelitian untuk memastikan identitas Tan Malaka melalui tes DNA. Kebetulan yang diambil sampelnya adalah gigi dan tulangnya yang hanya 0,25 gram dan entah itu akan selesai berapa tahun. Namun saya, keluarga dan tim penggalian sudah yakin bahwa sisa-sisa kerangka yang terdapat di makam yang diteliti adalah Tan Malaka," kata Poeze, Sabtu (8/2).
Dia menegaskan, sudah melakukan penelitian secara historis ditambah penelitian oleh tim forensik, maka hal tersebut sebenarnya sudah dianggap cukup. "Misalnya, yang dimakamkan ini seseorang dengan umur berapa, tinggi badan dan beberapa persyaratan lain yang sesuai dengan ciri-ciri Tan Malaka," ujarnya.
Harry menjelaskan bahwa secara antropologis dan secara ilmu kesejarahan, jenazah laki-laki ras mongoloid di Selopanggung dengan tinggi sekitar 163-165 sangat mirip dengan ciri-ciri Tan Malaka yang dia dapatkan dari Kepolisian Hindia Belanda.
Dari bukti dan surat yang telah dia kirimkan bersama keluarga Tan Malaka, dia berharap Kementerian Sosial segera memindahkan makam Tan Malaka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta.
"Tan Malaka pada 28 Maret 1963 oleh Pemerintah dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional. Apalagi yang dipermasalahkan," tandas doktor dari Universiteit van Amsterdam ini.