Polisi buru Santoso karena khawatir Poso jadi basis militer
Anton menuturkan gencarnya pengejaran terhadap Santoso lantaran adanya instruksi dari berbagai pihak.
Tim gabungan TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Di mana dalam operasi yang dinamakan Tinombala itu, Santoso jadi target utama.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menyebut operasi ini penting dilakukan. Sebab, ada hal yang ditakutkan jika kelompok Santoso cs terus berkembang.
Polri khawatir, Poso dijadikan wilayah konflik seperti di Moro, Filipina. Maka, lanjut Anton, Polri-TNI akan berusaha keras menangkap pentolan teroris tersebut.
"Karena masalahnya kalau tidak didesak, terus takut Poso menjadi Moro kedua setelah di Filipina. Jangan sampai nanti akan dijadikan basis perjuangan, basis militer karena itu berbahaya," kata Anton di gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/1).
Anton menuturkan gencarnya pengejaran terhadap Santoso lantaran adanya instruksi dari berbagai pihak. Di antaranya Presiden Jokowi, DPR, ataupun Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti.
"Ini target negara, ini bukan kita yang menentukan, tapi seluruh komponen negara. Target negara makanya Kepolisian Negara Republik Indonesia bukan hanya polisi termasuk Presiden, DPR menyetujui," terang Anton.
Selain adanya instruksi dari petinggi negara, Anton tak membantah pengejaran terhadap kelompok teroris yang dikenal licin itu, buntut dari aksi teror bom di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1) lalu. Kuat dugaan, Santoso dan komplotannya satu jaringan dengan teroris bom di jantung ibu kota tersebut.
"Makanya, saat ini lebih diintensifkan. Makanya penebalan kekuatan," pungkas Anton.