Polisi Kejar Pemilik Akun Sebar Jual Beli Data NIK dan KK
Dedi mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati. Jangan mudah terpancing adanya ajakan untuk menginstall program atau aplikasi tertentu. Tak menutup kemungkinan itu menjadi jebakan.
Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan jual beli data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK). Penyidik memburu pemilik akun media sosial yang menyebarkan isu itu pertama kali.
"Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri tadi pagi sudah saya konfirmasi, akan mendalami dulu. Itu akun resmi atau fake akun," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (29/7).
-
Kenapa liburan keluarga itu penting? Liburan bersama keluarga adalah waktu yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Ini adalah kesempatan untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari, mempererat ikatan keluarga, dan menciptakan kenangan indah yang akan dikenang sepanjang hidup.
-
Apa yang ditunjukkan oleh foto yang diklaim sebagai keluarga ber leher panjang? Beredar foto memperlihatkan beberapa orang yang memiliki leher sangat panjang, bahkan melebihi tinggi sebuah rumah.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bagaimana bentuk patung keluarga tersebut? Patung-patung kecil itu terlihat seperti pasangan perempuan dan laki-laki dengan menggendong bayi di pangkuannya.
-
Siapa yang memberikan apresiasi kepada Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
Dedi menjelaskan, kasus ini akan terang benderang setelah pemilik akun teridentifikasi. Selanjutnya, menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil). Juga melibatkan saksi ahli untuk menentukan unsur perbuatan melawan hukum.
"Jadi harus ada dari saksi ahli hukum pidana untuk menjelaskan tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pemilik akun tersebut. Kalau terbukti dan mengantongi dua alat bukti maka penyidik akan meningkatkan statusnya menjadi tersangka," ujar dia.
Dedi mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati. Jangan mudah terpancing adanya ajakan untuk menginstall program atau aplikasi tertentu. Tak menutup kemungkinan itu menjadi jebakan.
"Itu bisa kesedot semuanya data kita di medsos. Jangan mudah terpancing dan hati-hati karena di media sosial terlalu banyak fake akunnya dan jebakannya," tutup dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Baca juga:false
Hati-Hati, Ramai NIK dan KK Diperjualbelikan di Media Sosial
Antusias Warga Kelurahan Kramat Ikut Bina Kependudukan
Mendagri Pastikan Tidak Ada Penggelembungan 1 Juta e-KTP di Pilpres 2019
Setnov di Restoran Padang, Ditjen PAS Bilang 'Mau Makan Bubur'
Minta Kemendagri Evaluasi Pemilu 2019, Ridwan Kamil Ingin e-KTP Dimaksimalkan
Jelang Pencoblosan Pemilu, Belasan Ribu Warga Tasikmalaya Belum Punya e-KTP