Polisi masih cari penyebar isu diskusi berbau PKI di YLBHI
Pihak kepolisian masih menelusuri penyebar isu diskusi berbau PKI di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengaku sudah mengantongi sejumlah tangkapan layar media sosial yang menyebarkan isu tersebut.
Pihak kepolisian masih menelusuri penyebar isu diskusi berbau PKI di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengaku sudah mengantongi sejumlah tangkapan layar media sosial yang menyebarkan isu tersebut.
"Kita sudah capture, sudah teliti, semoga bisa dicek nanti siapa yang menyebarkan hoaksnya," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/9).
Dia juga menegaskan acara Seminar 'Pelurusan Sejarah 1965' tidak mengantongi izin dari kepolisian. Mereka, kata Setyo, berkumpul untuk mengkaji mengenai kasus tentang 65'. "Mereka tanpa izin kita gagalkan, enggak boleh karena tidak ada pemberitahuan," tambah Setyo.
Kemudian, kata dia, terkait kegiatan pada Minggu (17/9) kepolisian telah mengecek seluruh atribut acara dalam gedung. Lalu, menurut dia, tidak ada satupun atribut yang terkait dengan komunis atau PKI.
"Nah yang hari minggu mereka melakukan kegiatan musik-musik, masa enggak boleh? Kalau misalnya ada kegiatan musik di dalam ruangan, nyanyi-nyanyi sendiri, dan sudah dicek Dandim dan Kapolres tidak ada satupun atribut yang terkait dengan komunis atau PKI. Tidak ada," pungkas dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, petugas sudah menyambangi Gedung YLBHI untuk mengetahui kegiatannya. Tetapi, pihak YLBHI tak menerima kedatangan petugas.
"Contohnya melakukan kegiatan tanpa sepengetahuan pihak kepolisian. Polisi datang ke sana tidak dibukakan (pintu)," kata Argo.
Oleh sebab itu, lanjutnya, kepolisian masih mendalami kasus ini yang menyebabkan lima anggota Polri mengalami luka-luka ini. "Masih kita dalami apakah ada pelanggaran atau tidak ya," pungkasnya.