Polisi ringkus 4 pelaku penculikan balita Hanum di Makassar
Selain itu, Suprianto menambahkan, pelaku juga ingin meminta uang tebusan senilai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. Yusfikar sendiri adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Barru, Sulsel.
Tiga orang dari empat pelaku penculikan balita Hanum atau Raihanum Malika berhasil diringkus atas kerja sama Tim Khusus (Timsus) Polda Sulsel dan unit Resmob Polrestabes Makassar. Ketiga pelaku tersebut adalah Risal (28), Yusfikar Majid (34), Ayu Yuliasri (30) dan Anwar.
Kepala Sub Direktorat Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel, Kompol Suprianto mengatakan, pelaku berhasil diringkus satu persatu sejak pukul 22.00 Wita.
-
Siapa yang bisa memberikan manfaat pelukan pada anak? Pelukan bisa memperbaiki mood anak dan mengurangi perasaan cemas serta stres yang mungkin mereka alami. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh si kecil, tetapi juga oleh ibu atau orang yang memberikan pelukan.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Siapa yang bertugas untuk memberikan contoh dan edukasi kepada anak? Anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya, maka orang tua terutama ayah patut memberikan contoh nyata bagaimana menghormati orang lain, baik sesama jenis maupun lawan jenis
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Siapa yang berperan dalam mewariskan sifat-sifat tertentu kepada anak? Setiap orang memiliki dua alel untuk setiap sifat, satu dari ibu dan satu dari ayah.
-
Siapa saja yang memberikan tekanan terhadap anak-anak? Peer pressure atau tekanan dari teman sebaya adalah tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak-anak di sekolah atau saat bermain dengan teman-teman mereka.
" Awalnya hanya 3 orang yakni Yusfikar, Risal dan Ayu ditangkap di Kabupaten Barru dan Makassar kemudian pukul 02.00 wita dini hari kita tangkap lagi lelaki Anwar di Kota Parepare," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (9/1) malam.
Ide penculikan putri dari Umar dan Fatma ini, dia menjelaskan, berasal dari Yusfikar Madjid yang tidak lain adalah saudara ipar bapak dari balita Hanum. Motif penculikan ini karena adanya rasa benci dari pelaku Yusfikar Madjid kepada orang tua korban balita Hanum.
Selain itu, Suprianto menambahkan, pelaku juga ingin meminta uang tebusan senilai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. Yusfikar sendiri adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Barru, Sulsel.
"Dirancanglah aksi penculikan tersebut yang akan diakhiri dengan minta uang tebusan Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. Untuk menjalankan aksinya, Yusfikar mengajak tiga orang lainnya yakni Risal dan Ayu Yuliasri serta lelaki Anwar. Rencananya, uang tebusan itu akan dibagi rata ke pelaku lainnya," ujarnya.
Adapun kronologis penculikan ini, dia mengungkapkan, diawali dengan pelaku Ayu bersama dengan Risal serta Anwar mengetuk pintu rumah korban. Mereka datang seolah-olah membawa paket kiriman yakni dua kardus yang isinya ternyata air mineral.
Perempuan yang menjaga balita Hanum, Eti akhirnya keluar. Risal bertanya, paket tersebut disimpan di mana. Eti mengatakan di bawah pintu saja. Di saat bersamaan, Risal mengancam Eti dengan pisau sangkur.
Anwar kemudian melakban mulut Eti dan bawa ke kamar. Di kamar ini, kaki Eti juga diikat dengan lakban. Risal kemudian mengambil balita Hanum yang lagi tidur. Kemudian pelaku Anwar mengunci pintu kamar dari luar kemudian kabur dengan mobil rentalnya.
Karena ikatan lakban di kaki tidak begitu erat, Eti berhasil melepaskan ikatan itu setelah meronta-ronta. Setelah itu, Eti keluar dari kamar melalui pintu belakang dan minta tolong kepada warga sekitar. Akhirnya kejadian ini pun langsung dilaporkan ke Polsek Rappocini.
Adapun empat pelaku ini setelah meninggalkan rumah tersebut, mereka ke rumah Ayu di perumahan Telkomas dan balita Hanum bersama Ayu. Sementara tiga pelaku lainnya kembali ke Barru. Rencananya, esok harinya pelaku bermaksud menelpon orang tua korban minta tebusan.
"Karena kejadian penculikan ini sudah banyak tersebar di media, Ayu ketakutan dan menelpon Yusfikar agar kembali mengambil balita Hanum. Datanglah Yusfikar bersama Risal dengan sepeda motor mengambil balita dan membawanya pergi dari rumah ayu di perumahan Telkomas. Masih di kawasan perumahan itu, Risal menurunkan balita Hanum dari sepeda motor dan meninggalkannya. Dari CCTV yang kita temukan di lokasi tempat balita ini ditinggalkan, balita ini langsung saja berjalan setelah ditinggalkan pelaku. Di situlah ditemukan olah seorang ibu warga sekitar yang melintas dan berinisiatif membawa balita ini ke Polsek terdekat, Polsek Tamalanrea," jelas Suprianto.
Baca juga:
10 Jam hilang diculik, balita Hanum ditemukan warga di pinggir jalan
Pura-pura pinjam senter, penculik bawa kabur bocah 2 tahun
Izin ke orangtua mau nonton Slank, bocah 13 tahun disekap pacar di rumah kontrakan
Pada polisi, penculik balita di ITC Kuningan ngaku senang dengan anak-anak
Kepergok, pria bertato gagal culik Emir di ITC Kuningan