Polisi tangkap dua pelaku perdagangan orang jaringan Suriah
Polisi tangkap dua pelaku perdagangan orang jaringan Suriah. Modusnya dengan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri dan eksploitasi terhadap anak. Dokumen yang dipalsukan oleh jaringan Evi adalah Kartu Keluarga dan KTP yang berbeda nama dan umur korban.
Bareskrim Mabes Polri membongkar kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan Suriah. Modusnya dengan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri dan eksploitasi terhadap anak.
Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukamto menyebut ada dua korban dan dua tersangka selama periode September 2014 hingga Desember 2016. Kedua pelaku diketahui memalsukan identitas korban.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Mengapa orang-orang membayangkan Jakarta dipenuhi salju? Cuaca panas yang belakangan terjadi di Jakarta membuat sebagian warga berandai-andai seandainya Jakarta ada musim salju. Tak cuma itu rasa penasaran juga hinggap bagaimana penampakan Jakarta jika turun salju.
-
Apa yang sering dilakukan oleh para penambang timah ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk? Saksi kasus dugaan korupsi timah, Agung Pratama mengungkapkan penambang timah ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk kerap kembali meski sudah ditertibkan oleh PT Timah maupun aparat penegak hukum (APH)."Pada hari penertiban itu, mereka keluar. Setelah itu kadang beberapa minggu atau beberapa hari masuk lagi," ujar Agung selaku Direktur Operasi dan Produksi PT Timah periode 2020-2021 dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (4/9).
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
"Korbannya dua orang, inisial JHN (14) alias RF dan NVI (14) asal wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedangkan yang menjadi tersangka yaitu Pariati (51) dan Baiq Hafizah alis Evie (41)," kata Ari di Kantor Bareskrim Mabes Polri, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (10/8).
Kasus ini terungkap saat Unit 4 Subdit 3 Dirtipidum Bareskrim Polri mendapatkan informasi adanya korban dugaan TPPO dari Damaskus. Polisi langsung melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan korban yang ternyata anak di bawah umur. Identitasnya dipalsukan dan dijanjikan akan dipekerjakan di negara Qatar dengan gaji Rp 4 juta per bulan.
Saat berangkat ke Damaskus, korban masih berusia 14 tahun. Dia dibuatkan identitas palsu dengan umur yang tertera 19 tahun. Dokumen yang dipalsukan oleh jaringan Evi adalah Kartu Keluarga dan KTP yang berbeda nama dan umur korban.
Berdasarkan keterangan korban, dia bekerja di Damaskus selama dua tahun dan berpindah majikan tiga kali. Majikan pertama dan kedua tidak memberikan gaji pada korban.
"Sedangkan pada majikan ketiga, korban mendapatkan gaji USD 200 selama lima bulan saja dan korban disiksa," ujarnya.
Lantaran tidak tahan, korban kabur dari rumah majikan dan melaporkan hal yang dialaminya ke KBRI Damaskus. Otoritas KBRI Damaskus langsung memulangkan korban ke tanah air.
Berdasarkan alat bukti yang diperoleh, dilakukan penangkapan terhadap tersangka Pariati sebagai perekrut korban di daerah asal korban, yakni di Nusa Tenggara Barat.
"Dari hasil pengembangan, dapat ditangkap pula tersangka Evie di Malang yang diduga membawa korban ke Malaysia via Batam dan sebagai penghubung langsung ke jaringan Fadi di Malaysia untuk memberangkatkan calon TKI ke Damaskus secara ilegal," ucapnya.
Ari menuturkan, jaringan ini diduga telah mengirimkan ratusan TKI dari NTB ke Damaskus melalui Malaysia secara ilegal sejak 2014. Keuntungan yang didapatkan oleh jaringan ini mencapai Rp 10-15 juta untuk satu calon TKI.
Bareskrim menyita barang bukti berupa 18 Paspor, 2 buku tabungan, 1 bundel catatan keuangan, 1 buah buku kecil berisi catatan keuangan, dan satu bundel formulir Housemaid Application dan tiga buah handphone.
"Terkait jaringan Suriah Satgas TPPO Bareskrim Polri akan bekerja sama dengan D7 PDRM untuk mengembangkan kasus terhadap tersangka Padi warga negara Irak yang tinggal di Malaysia, dan jaringan TPPO yang menampung dan mengirim TKI ke Timur Tengah," tandasnya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 6 Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dan atau Pasal 102 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri Jo Pasal 55 ayat ( 1) ke 1 KUHP dan atau Pasal 8810 Pasal 76 I Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 3 15 Tahun.
(mdk/noe)