Polisi tangkap satu 'orang penting' di MCA Family
Untuk melakukan ujaran kebencian, Bobby memiliki dua akun di Facebook atas nama 'Bobby Siregar dan Bobby Gustiono'. Pelaku ternyata salah satu admin dan pengelola dari tiga akun group Facebook dari MCA.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Polri kembali menangkap salah seorang pelaku pembuat berita bohong dan penyebaran ujaran kebencian. Sebelum pelaku ditangkap di kediaman mertuanya yang berada di Serdang Begadai, Sumatera Utara, dia sempat mencoba untuk melarikan diri dan menghilangkan barang bukti agar tidak terlacak jejaknya oleh petugas.
Direktur Tipid Siber, Brigjen Pol Fadil Imran mengatakan bahwa pelaku yang ditangkap atas nama Bobby Gustiono diduga merupakan orang penting dalam kelompok The Family MCA. Untuk melakukan ujaran kebencian, Bobby memiliki dua akun di Facebook atas nama 'Bobby Siregar dan Bobby Gustiono'. Pelaku ternyata salah satu admin dan pengelola dari tiga akun group Facebook dari MCA.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kenapa keluarga dikatakan sebagai kompas yang menuntun? “Families are the compass that guides us. They are the inspiration to reach great heights, and our comfort when we occasionally falter.”(Keluarga adalah kompas yang menuntun kita. Mereka adalah inspirasi untuk mencapai ketinggian yang luar biasa, dan kenyamanan kita saat kita sesekali goyah)
-
Apa yang ditemukan di dalam makam keluarga Huan? Dalam penggalian tersebut, para arkeolog menemukan tiga makam dari Dinasti Han, periode yang berlangsung dari tahun 206 SM hingga 220 M. Makam-makam berusia 1.800 tahun itu memiliki model yang sama, salah satu liang kubur berisi dua makam dan sebuah lorong miring yang mengarah ke pintu masuk, kata institut. Prasasti di dua makam memiliki nama keluarga yang sama, Huan, yang menunjukan kemungkinan bahwa kompleks tersebut milik sebuah keluarga.
-
Apa latar belakang keluarga Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Di mana keluarga Kartanagara ditangkap? Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap. Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
-
Apa yang menjadi kabar terbaru tentang keluarga Azhari? Belum lama ini salah satu anggota Keluarga Azhari ada yang berulang tahun. Pada masanya, Ayu Azhari, Sarah Azhari, Rahma Azhari, dan anggota keluarga Azhari lainnya pernah tenar dan kerap wira-wiri di dunia pertelevisian Indonesia sejak era tahun 1990-an.
"Pelaku yang menggunakan Profile Picture 'seorang anak kecil' di Akun FB Bobby Siregar dan Bobby Gustiono. Selain sering memposting Hate Speech, SARA dan hoaks ke group-group FB yang diikutinya (lebih dari 50 group FB)," kata Fadil melalui keterangan tertulis, Jakarta, Senin (5/2).
Lebih lanjut, Fadil menyebut bahwa pelaku memiliki tugas khusus selain menyebarkan ujaran kebencian, yaitu bertugas memberikan laporan akun lawan agar disuspend atau dinonaktifkan.
"Bahkan, pelaku mampu, menonaktifkan lebih dari 300 Akun Facebook setiap bulannya," sebutnya.
Jenderal bintang satu ini menuturkan tugas lain yang dijalani pelaku adalah kerap kali memberikan tutorial atau pelatihan kepada anggota grup-nya. Hal itu diajarkan agar para anggotanya itu bisa membuat akun Facebook palsu yang seolah asli dengan mencuri identitas orang lain.
"Seolah-olah asli dengan mengambil identitas orang lain, E-KTP, SIM, Paspor. Melalui Google agar tidak disuspend," tuturnya.
Saat ditangkap, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti dua buah handphone yang tersimpan jejak digital sejumlah ujaran kebencian dalam berbagai bentuk. Dan hal itu juga sudah diakui oleh pelaku dengan sengaja menyebarkan konten-konten terlarang tersebut.
"Sampai saat ini penyidik masih terus mendalami motif tersangka melakukan kejahatan tersebut," ujarnya.
Fadil mengungkapkan, sampai saat ini pelaku masih sedang dalam pemeriksaan petugas. Hal itu dilakukan karena untuk mendalami keterkaitan tersangka dalam jaringan ujaran kebencian lainnya termasuk pengembangan terhadap pelaku lainnya.
"Dengan pengungkapan ini, masyarakat diimbau untuk lebih cerdas, bijak dan bermartabat dalam menggunakan media sosial, agar keutuhan bangsa dapat terus terjaga," jelasnya.
Atas perbuatannya pelaku disangkakan dengan Pasal 45A ayat (2) Jo pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau pasal 16 Jo pasal 4 huruf b angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau pasal 207 KUHP Penghinaan terhadap Penguasa atau Badan Umum, dengan ancaman enam tahun bui.
Seperti diketahui, Dittipid Siber Bareskrim Polri menangkap enam orang pelaku ujaran kebencian dan membuat berita bohong yakni Rizki Surya Dharma (35), Ramdani Saputra (39), Yuspiadin (24), Ronny sutrisno (40) dan Tara Arsih Wijayani (40). Enam orang tersebut tergabung dalam Muslim Cyber Army (MCA).
MCA sendiri ternyata mempunyai empat kelompok jaringan yang mempunyai kerja masing-masing kelompok tersebut. Pertama, kelompok The Family MCA yang mempunyai sembilan orang admin dalam group tersebut bertugas untuk merencanakan dan mempengaruhi member lain.
Yang kedua yaitu kelompok Cyber Moeslim Defeat Army yang memiliki 145 member, dalam kelompok tersebut bertugas untuk melakukan setting isu hoax yang akan diviralkan. Selanjutnya yaitu Kelompok Snipper yang mempunyai 177 member dalam kelompok itu bertugas untuk menyerang seseorang atau kelompok yang diduga lawan MCA. Dan yang terakhir yaitu MCA United yang merupakan grup terbuka bagi siapa yang memiliki visi-misi MCA.
Baca juga:
Ada campur tangan eks anggota Saracen di balik isu penyerangan tokoh agama
Ketika Fadli Zon dan Prabowo tersengat akun penyebar hoaks
Wiranto minta polisi terus buru kelompok MCA
Laporkan penyebar hoaks, Habiburokhman tak mau ada yang kebal hukum & sok jagoan
Polri: Kasihan rakyat dicekoki informasi yang provokatif & menyesatkan