Polisi Usut Dugaan Korupsi Terkait Atap SDN Gentong Pasuruan Ambruk
Polisi telah mendapatkan sejumlah temuan hasil uji laboratorium forensik kasus atap SD Gentong 1 di Pasuruan, ambruk. Penyidik pun mengusut adanya dugaan tindak pidana korupsi di balik insiden yang menewaskan dua orang tersebut.
Polisi telah mendapatkan sejumlah temuan hasil uji laboratorium forensik kasus atap SD Gentong 1 di Pasuruan, ambruk. Penyidik pun mengusut adanya dugaan tindak pidana korupsi di balik insiden yang menewaskan dua orang tersebut.
Dua orang tewas itu yakni seorang siswa dan guru. Belasan siswa lainnya turut mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) pagi.
-
Siapa yang meresmikan gedung PLUT-KUMKM di Kota Pasuruan? Walikota Pasuruan H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meresmikan gedung PLUT dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Koperasi dan UMKM di Kota Pasuruan.
-
Di mana letak Pasuruan? Pasuruan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura.
-
Apa hukuman yang dijatuhkan kepada PSIS Semarang? Hukuman bertanding tanpa penonton dikeluarkan langsung oleh PSSI selaku induk sepak bola Indonesia. Berdasarkan surat dari PSSI, PSIS Semarang dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yaitu keributan antara suporter PSIS Semarang dengan suporter klub tamu. Keributan itu menyebabkan adanya korban luka-luka dan hal itu diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin.
-
Kenapa gedung PLUT-KUMKM di Kota Pasuruan dibangun? Hadirnya gedung ini untuk mendorong koperasi dan para UMKM untuk lebih berkontribusi pada PLUT. "Dengan hadirnya PLUT ini, koperasi dan UMKM bisa lebih berkontribusi," kata Gus Ipul.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
"Baru diambil Polda satu kasus. Sudah indikasi tipikornya sudah ke sana, cuma belum penetapan tersangka," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (8/11).
Periksa 12 Saksi
Barung menyebut, pihaknya telah memeriksa 12 saksi terkait insiden ini. Empat saksi itu di antaranya adalah PNS Dinas Pendidikan Kota Pasuruan berinisial RT (43) yang merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK). Kemudian pria berinisial LS (38) sebagai Direktur CV Andalus.
Selanjutnya, pria berinisial SSM (40) selaku Direktur CV DHL Putra dan saksi berinisial MR, PNS RSUD Dr R Soedarsono yang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen pada Dinas Pendidikan Kota Pasuruan.
"Delapan saksi lain yang saat kejadian. Guru, siswa," kata dia.
Namun menurut Barung, hasil uji laboratorium forensik belum dapat dibuka ke publik. Masih ada mekanisme yang harus dipenuhi penyidik.
"Sudah ada temuan tapi tidak bisa dikeluarkan dulu, masih konsumsi penyidikan. Nanti kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka baru kita keluarkan," ujar dia.
Polisi akan mengumpulkan informasi dari keterangan saksi dan mencocokkan dengan hasil laboratorium forensik. Selain itu, Barung juga mengoreksi proyek renovasi sekolah tersebut pada 2012, semulanya disebutkan 2017.
Dugaan Kelalaian Dalam Pembangunan
Barung mengatakan, hasil uji laboratorium forensik ambruknya atap SD Gentong 1 di Pasuruan telah didapat. Salah satu temuannya adalah adanya dugaan kelalaian dalam konstruksi bangunan.
"Pasti (ada temuan kelalaian)," tutur Barung.
Sebelumnya, dalam peristiwa ambruknya atap SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa, pukul 08.30 WIB telah mengakibatkan sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka. Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/gil)