Polri diminta tindaklanjuti pengakuan La Nyalla soal mahar politik ratusan miliar
Koordinator Perludem, Titi Anggraeni, menilai permintaan uang dari partai politik kepada seseorang agar mendapatkan dukungan sebagai kepala daerah tidak bisa dianggap hal wajar dan biasa.
Koordinator Perludem, Titi Anggraeni, menyarankan Polri untuk menindaklanjuti kesaksian La Nyalla Mattalitti soal permintaan uang ratusan miliar dari Partai Gerindra. Dengan begitu, dapat membuktikan komitmen Polri memberantas politik uang. Apalagi Polri bersama KPK telah membentuk satuan tugas (satgas) anti politik uang.
"Saya kira momentum La Nyalla ini harus digunakan Kapolri untuk membuktikan komitmennya memberantas politik uang termasuk di dalamnya mahar politik," kata Titi dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (13/1).
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
Titi menilai permintaan uang dari partai politik kepada seseorang agar mendapatkan dukungan sebagai kepala daerah tidak bisa dianggap hal wajar dan biasa.
"Jadi permintaan kepada calon, untuk meminta sekian uang dengan alasan pembiayaan saksi, menggerakkan mesin partai, pengadaan alat dan bahan kampanye, operasional tim kampanye, dan lain-lain tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar-wajar saja," tegasnya.
Sebab, jika calon kepala daerah diminta uang agar mendapatkan dukungan, maka mereka akan berupaya mengembalikan modal politik yang dikeluarkan ketika terpilih.
"Karena kenapa, praktik korupsi politik justru bermuara dari hal yang seperti ini, sebab ketika terpilih dan berkuasa makan dia akan melakukan upaya untuk membalikkan modal besar yang sudah ia keluarkan di pilkada," ujarnya.
Lebih lanjut, Titi menyebut, berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasan akan dilakukan kepala daerah terpilih demi mengembalikan uang yang dikeluarkan dalam pemenangannya di Pilkada. Semisal manipulasi perizinan, jual beli jabatan birokrasi hingga memalak proyek infrastruktur.
"Ketika dia berkuasa gaji sebagai kepala daerah berapa sebagai wakil kepala daerah berapa, maka perselingkuhan dengan oknum pun dimulai," tegas Titi.
Baca juga:
Membela Prabowo dari serangan La Nyalla soal duit politik
Deretan orang yang berani terang-terangan lawan Prabowo
Bantah diminta mahar Prabowo, Emil mengaku modal sendiri di Pilwalkot Bandung
La Nyalla ngaku didukung Habib Rizieq nyalon Pilgub Jatim
La Nyalla siap tumbangkan Gus Ipul di Pilgub Jatim
Ambisi La Nyalla maju Pilgub Jatim
Kejagung ajukan kasasi putusan bebas La Nyalla