Polri pastikan terduga teroris di Bekasi tak incar nikahan Kahiyang
Polri pastikan terduga teroris di Bekasi tak incar nikahan Kahiyang. Irjen Pol Setyo Wasisto memastikan, irinya tak pernah sama sekali memberikan peryataan kalau penangkapan terhadap Rizky terkait rencana ingin mengebom di acara pernikahan Kahiyang dan Kedubes Myanmar.
Polri membantah penangkapan terduga teroris terhadap Rizky Anggara Putra (25) karena terkait rencana pengeboman di acara nikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution. Rizky ditangkap di Jalan Yamin RT 001, RW 006, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya Kota Bekasi, Senin (6/11) lalu.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto memastikan, irinya tak pernah sama sekali memberikan peryataan kalau penangkapan terhadap Rizky terkait rencana ingin mengebom di acara pernikahan Kahiyang dan Kedubes Myanmar.
"Densus 88 mengamankan seseorang tetapi motifnya tidak ada menyerang mana menyerang mana, saya tidak pernah menyatakan itu, boleh dicek siapa yang kemarin teman-teman sudah saya klarifikasi, tidak ada mau menyerang. Orangnya di Bekasi menyerang ke Solo enggak ada itu. Jadi tolong jangan berandai-andai, kita berangkat dari fakta dan data yang ada," kata Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/11).
Dirinya pun menyatakan bahwa penangkapan terhadap Rizky itu masih ada hubungannya atau masih berkaitan dengan kelompok teroris sebelumnya yang sudah ditangkap Densus 88.
"Ada dia ada kaitannya dengan kelompok-kelompok terdahulu yang ditangkap, jadi ada kaitannya kelompok dengan yang sebelumnya kita ekspos," tandasnya.
Diketahui, Seorang pria berinisial RA dibawa tiga orang diduga anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dari sebuah rumah kontrakan di Gang Yamin RT 1 RW 6, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. Pria itu diamankan pada Senin (6/11) sore kemarin pukul 15.30 WIB.
"Saya tidak tahu yang bawa siapa, tapi malamnya banyak polisi datang," kata pemilik kontrakan, Junaedi saat ditemui wartawan di lokasi, Selasa (7/11) malam.
Sebelum diamankan, siang harinya ada tiga orang tak dikenal berpakaian bebas tiba-tiba mendatangi rumah kontrakan yang dihuni RA di nomor dua. Satu orang masuk menjemput RA, dan dua menunggu di luar.
"Saya pikir temannya, karena terlihat akrab ketika dibawa, kemudian masuk ke dalam mobil," ujarnya.
Malamnya pukul 21.00 WIB, ada sekitar 10-an anggota polisi diduga dari Polsek Bantargebang dan Koramil Bantargebang datang ke lokasi ditemani pengurus RT setempat. Petugas kemudian menanyakan seputar RA yang dibawa oleh orang tak dikenal tersebut.
"Polisi juga tidak menjelaskan yang membawa dia (RA) siapa, polisi hanya bilang dijemput saja," katanya.
Junaedi mengatakan, RA ditangkap di hadapan istri dan dua anaknya. Meski ditangkap di hadapan istri dan anaknya masing-masing berusia 10 dan 1 tahun lebih, RA tak diborgol, apalagi dipegang layaknya seorang penjahat. Menurut dia, RA dilepas begitu saja menuju ke dalam mobil yang di parkir di pinggir jalan raya.
"Yang membawa juga tidak terlihat membawa senjata, pakaian bebas," ujarnya.
Sampai sekarang, dia juga tidak tahu sosok tiga orang yang membawa RA. Bahkan polisi yang datang malam hari tak menjelaskan tiga orang misterius tersebut. "Polisi hanya bilang sudah dijemput," ujarnya.
Berdasarkan informasi didapat merdeka.com, RA baru saja tinggal selama lima hari di rumah kontrakan tersebut. RA tinggal bersama dengan istri dan dua anaknya masing-masing berusia sekitar 10 tahun, dan 2 tahun.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hero Henrianto Bachtiar saat dikonfirmasi membenarkan. Menurut dia, Densus 88 melakukan penangkapan terhadap seorang pria di Kecamatan Mustikajaya.
"Iya benar, saya dilapori tadi pagi, bahwa Densus melakukan penangkapan," kata Hero dikonfirmasi merdeka.com.