Pos Ciliwung Depok, pemantau banjir untuk warga Jakarta
Rekor ketinggian air pernah tercatat pada tahun 2007, tanggalnya 3 Februari dengan ketinggian 465 cm.
Aliran sungai Ciliwung yang melewati tiga wilayah, yakni Bogor, Depok dan DKI Jakarta memang dikenal menakutkan. Terutama bagi mereka yang tinggal di daerah Jakarta sebagai dataran rendah.
Guna menyempurnakan informasi laju air Sungai Ciliwung dari hulu hingga hilir, dibangunlah beberapa pos. Salah satunya di pos pemantau air Kota Depok.
Penjaga pos pemantau, Ardi Suhardi (34) menjelaskan, bangunan ini didirikan sejak 1973 ini, dan berfungsi guna memberi informasi ke ibu kota.
"Waktu itu dari tahun 1973 mulai ada ini. Karena untuk informasi ke Jakarta, untuk mengetahui datangnya banjir. Maka diadakan pos ini," ungkapnya kepada merdeka.com, Rabu (22/1).
Dia menceritakan, air dari hulu pernah mencapai rekor di pos yang dijaganya ini. Saking banyaknya, dia masih ingat betul kapan peristiwa itu terjadi.
"Rekor pada tahun 2007, tanggalnya 3 Februari dengan ketinggian 465 cm," ujar pria yang mengaku sudah bekerja sejak 2003 ini.
Selama menjaga pos pemantau bersama tiga orang timnya, Syarif dan Arman, dia tidak pernah melihat penemuan aneh. Bahkan, pos ini tidak pernah menelan korban jiwa. "Karena di sini datarannya tinggi," jelasnya.
Pria yang lahir pada tanggal 15 Mei 1979 ini mengaku meneruskan pekerjaan bapak dan pamannya. Setelah lulus SMK, dia langsung melayangkan lamarannya.
"Waktu itu kan tempat orang tua saya ada peluang, saya masukin (lamaran) terus di terima," terangnya sambil tersenyum.