Potret Memprihatinkan Rumah Ayah Curi HP buat Anak Sekolah Online di Garut
Sayangnya, bapak bernama AJ ini hanya seorang buruh tani serabutan. Sugeng mengatakan sejak pandemi melanda aktivitas kerja AJ mulai sulit, sehingga jangankan untuk membeli ponsel, untuk makan sehari-hari saja harus berjuang lebih.
Cerita bapak pencuri handphone (hp) demi anak bisa sekolah online di Garut, menyedot perhatian. Mulanya, kabar ini tersiar usai Kejaksaan Republik Indonesia atau Kejari Garut memberikan ponsel pengganti hasil curian bapak tersebut.
Kepala Kejari Garut Sugeng Hariadi menyampaikan rasa ibanya saat mengetahui kasus ini. Menurut keterangan yang didengarnya langsung, bapak tersebut tak berniat mencuri demi meraup keuntungan materil namun sebatas ingin melihat anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dapat ikut bersekolah online seperti teman-temannya.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa saja yang terlibat dalam sekolah pencuri? Pengajar dari tempat ini yaitu anggota geng, dan pelaku kriminal yang pernah dihukum.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Apa yang dilarang oleh Ganjar Pranowo di sekolah? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegaskan "Iya tinggal beberapa, yang biasanya punya problem (menahan ijazah), suruh kirim ke kami, dan nanti kalau ada kami urus. Apakah itu negeri atau swasta," tegas Ganjar Pranowo saat menghadiri Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jateng di GOR Tri Sanja, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023).
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
Sayangnya, bapak bernama AJ ini hanya seorang buruh tani serabutan. Sugeng mengatakan sejak pandemi melanda aktivitas kerja AJ mulai sulit, sehingga jangankan untuk membeli ponsel, untuk makan sehari-hari saja harus berjuang lebih.
"Saat saya datang, mereka sedang makan mie instan semangkung bersama-sama sekeluarga ada lima anggota, sedih mas," kata Sugeng saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu 5 Agustus 2020.
Sugeng kemudian membagikan sejumlah foto yang menggambarkan kondisi rumah AJ. Saat Liputan6.com melihatnya, benar apa yang diceritakan Sugeng bahwa kondisi ekonomi AJ memang sangat sulit.
Mulai dari lantai yang beralas tikar, dinding tak semua disemen, hampir didominasi dengan sekat jerami, dan kamar yang tidak berpintu hanya ditutup tirai.
Luas rumah juga diyakini tidak dapat dikatakan layak untuk lima kepala yang tinggal. Sempit sudah tentu, belum lagi beberapa perabotan seperti lemari yang mungkin sudah tidak tahu harus diletakkan dimana.
Dari foto didapat, juga terihat bagaimana kondisi atap rumah AJ yang riskan bila hujan besar tiba. Lembab dan berjamur, sudah pasti ada kebocoran di sudutnya karena rembesan air hujan.
Kasus Berakhir Damai
Sebagai informasi, AJ tinggal di Desa Tarogong Garut, Jawa Barat. Kasus pencurian dilakukan AJ tidak diteruskan oleh pelapor. Menurut Sugeng, pelapor mengamini kondisi AJ yang juga dikenalnya.
"Jadi pelapor menarik berkas laporan, kasus hukumnya tidak berlanjut," kata Sugeng.
Sugeng berpesan kepada AJ bahwa perilaku mencuri apa pun motifnya dapat dijerat pasal pidana. Karenanya sebagai penegak hukum, Sugeng meminta masyarakat berhati-hati untuk tidak bertindak melanggar hukum berlaku.
"Saya kasih pesan ke AJ agar jangan lagi mencuri, jika ada masalah seperti itu baiknya dapat dikomunikasikan dulu siapa tahu ada yang bisa bantu," Sugeng menandasi.
Menelusuri dengan Pelacak Ponsel
Dilansir dari akun Instagram @smartgram, kejadian tersebut bermula saat Ahmad Teguh (34) membantu mencarikan handphone sang ayah yang hilang beberapa waktu lalu di rumahnya.
Mula-mula ia menggunakan aplikasi pelacak handphone yang sudah ada di gawai sang ayah. Saat melakukan penelusuran, ia mendapati sinyal handphone ayahnya berada di sebuah rumah reyot, yang merupakan rumah dari Ajang, Rabu (5/8) lalu.
"Berdasarkan aplikasi pelacak ponsel itu, saya tiba di gubuk reyot. Saya tahu pelaku dan ponsel ayah saya ada di dalam gubuk itu," ujar Teguh.
Digunakan Belajar oleh Sang Anak
Ketika dirinya mulai mengetuk dan meminta izin untuk masuki rumah, ia melihat pasangan suami istri dan tiga orang anak kecil. Salah satu dari anak mereka memakai ponsel sang ayah yang hilang, untuk kegiatan belajar online di rumah.
Merasa tak tega, ia berusaha menanyakan perihal ponsel yang digunakan anak dari Ajang tersebut dengan perasaan sedih.
"Saya lantas melihat salah satu anak mereka sedang belajar secara online memakai ponsel ayah saya yang hilang," tutur Teguh.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber : Liputan6.com