PP vs Laskar Merah Putih di Kampar, polisi belum tetapkan tersangka
Selain korban tewas dan luka-luka, beberapa bangunan juga menjadi sasaran amukan massa.
Satu orang meninggal dunia dalam insiden bentrok antara dua organisasi masyarakat (Ormas), Pemuda Pancasila (PP) dan Laskar Merah Putih, di Desa Kasikan kecamatan Tapung Hulu kabupaten Kampar Riau, Rabu (27/4). Polisi belum menetapkan tersangka atas insiden itu.
Sejauh ini, Polda Riau mengamankan 42 orang dari kedua belah pihak guna mencari tahu pelaku pembacokan dan dalang bentrok. Namun, dari puluhan orang diamankan, belum ada satu orang ditetapkan sebagai tersangka atas kematian korban.
Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigjen Pol Supriyanto, mengatakan situasi di lokasi bentrok dua ormas yang ditengarai karena adanya perebutan kawasan sumber daya itu sudah kondusif. Kejadian itu masih di wilayah PTPN V yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
"Korban meninggal dunia atas nama Jalalluddin (43) dari Laskar Merah Putih, yang merupakan warga Simpang SP I Petapahan, Kecamatan Tapubng. Selain itu, satu korban luka bernama Kepler Nainggolan (48), warga Dusun IV Desa Kasikan, selaku Ketua Ranting PP Desa Kasikan," ujar Supriyanto didampingi Kabid Humas AKBP Guntur Aryo Tejo.
Kondisi Jalaludin mengalami luka bacok di kepala akibat sabetan senjata tajam. Jenazah kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk di autopsi.
"Malam ini, Polda Riau yang langsung turun ke lokasi membantu Polres Kampar melakukan mediasi antara kedua ormas. Masyarakat sekitar sudah bisa beraktivitas seperti biasa, karena lokasi kondusif sudah dijaga ketat aparat kita," ujar Supriyanto.
Bentrok antara kedua kubu ini diduga dipicu kesalahpahaman antara kedua ormas terkait pembangunan pos oleh pihak Laskar Merah Putih. Massa Laskar Merah Putih sempat melakukan sweeping terhadap massa Pemuda Pancasila lantaran posnya dirusak, dan temannya dianiaya kemudian kembali membalas serangan.
Pada Selasa (26/4) malam, massa Laskar Merah Putih melapor ke Polsek setempat, bahwa rekan mereka dianiaya. Namun setelah melapor, mereka melakukan sweeping terhadap ormas PP dan terjadi bentrok.
Selain korban tewas dan luka-luka, beberapa bangunan juga menjadi sasaran amukan massa. Di antaranya, pos Ranting PP dan beberapa unit kendaraan roda dua. Di antara mereka juga diketahui ada yang membawa bom molotov. Saat kedua massa ormas bertemu, bentrokan tidak bisa lagi dielakkan.
Pasca bentrok, polisi mengamankan 39 orang anggota Laskar Merah Putih dan 3 orang anggota Pemuda Pancasila. "Semua ditangani. Tidak boleh main sendiri-sendiri. Siapa salah ditindak," tegas Supriyanto.
Untuk mengamankan situasi, kata Supriyanto, Polda Riau menurunkan satu kompi personel Brigade Mobil (Brimob), satu peleton Sabhara, satu kompi rayonisasi, dua Unit Resese Kriminal dan dua Unit Intel. Untuk mengawasi disiplin anggota di lapangan, diturunkan 10 orang anggota Profesi dan Pengamanan (Propam).
"Kita juga sudah koordinasi dengan pimpinan massa agar sama-sama menjaga situasi kondusif. Jangan sampai kejadian ini berulang," kata Supriyanto.
Ditambahkan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, upaya pengendalian keamanan dan ketertiban masyarakat di lokasi bentrok dipimpin langsung Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Rifai Sinambela.
Selain mengamankan puluhan orang yang diduga sebagai pelaku bentrok, Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa 15 bilah parang, gancu, dodos, sabit, kayu balok, tombak, dan besi bulat.
"Polisi juga menyita 3 unit sepeda motor dan satu unit mobil. Hingga kini, kita belum ada melakukan penetapan tersangka," pungkasnya.