PPP Tantang SBY Buktikan Semua Ucapan yang ada di Buku 'Cawe-Cawe Presiden Jokowi'
Menurut Awiek, publik jangan melulu disuguhi informasi yang belum jelas kebenarannya. Hal tersebut hanya akan merusak demokrasi.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi meminta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuktikan tuduhan atau rumor yang disampaikan dalam bukunya soal cawe-cawe Presiden Joko Widodo di Pemilu 2024. Jangan sampai SBY seperti Denny Indrayana yang suka melempar tuduhan tanpa bukti.
"Ya kalau ada bukti-bukti silakan saja disampaikan. Ini kan jangan sampai karena satu rumpun dengan Denny Indrayana, terus sama pola pikirnya, ketularan," ujar politikus yang akrab disapa Awiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6).
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
Menurut Awiek, publik jangan melulu disuguhi informasi yang belum jelas kebenarannya. Hal tersebut hanya akan merusak demokrasi.
"Ya kalau dugaan-dugaan silakan saja, tapi jangan spesifik sekali warga kita disuguhi informasi-informasi yang sumir. Karena itu merusak demokrasi. Kalau ada fakta-fakta silakan buktikan. Ada fakta hukumnya, begini-begini," jelas wakil ketua Baleg DPR RI ini.
"Kalau semuanya berdasarkan rumor, bahaya negara ini pak. Kalau kita hidup dengan rumor, waduh. Dan publik dipaksa percaya terhadap rumor, bisa rusak negara ini," tegasnya.
Awiek pun menyoroti isu-isu yang dilontarkan oleh Denny Indrayana yang hanya membuat kegaduhan.
Buku yang dikeluarkan SBY pun sama, tidak harus isinya dipercaya. "Bisa dipercaya bisa tidak. Kalau tidak percaya ya bantah lagi dengan buku yang lain, gitu saja. Kan tidak wajib diikuti," ujarnya.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku berjudul 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi'. Buku tersebut, dibuat untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat.
"Beliau menulis artikel bagi jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air agar mereka memahami dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan akan dinamika politik nasional saat ini," kata Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan saat dihubungi merdeka.com, Senin (26/6).
Buku yang baru diluncurkan itu, dicetak dengan sampul merah dan kelir hitam. Dalam cover buku tersebut bertuliskan 'Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong'.
Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengatakan SBY menuliskan buku tersebut untuk mengingatkan soal etika dan tanggung jawab pemimpin dalam hal demokrasi. Buku tersebut ditulis SBY untuk pembekalan bagi elite-elite Demokrat.
"Soal etika dan tanggung jawab seorang pemimpin dalam urusan demokrasi dan kebangsaan," kata Syahrial.