PR Mensos hingga 2019, berangus 99 'wisata esek-esek' di Indonesia
Jawa Timur merupakan daerah dengan jumlah lokalisasi terbanyak se Indonesia. Ada 41 tempat, tetapi kini tinggal 1.
Data Kementerian Sosial (Kemensos) menyebut, Indonesia memiliki 168 'wisata' esek-esek, 69 di antaranya sudah diberangus beberapa tahun terakhir. Sekarang tinggal 99 lokalisasi yang masih tersisa dan akan segera 'dibombardir.'
"Pemerintah terus berupaya menutup semua lokalisasi. Targetnya, tahun 2019 sudah tidak ada lagi tempat-tempat prostitusi di Indonesia," terang Mensos Khofifah Indar Parawansa usai menemui Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (3/3) kemarin.
Upaya penutupan, lanjut dia, akan terus dilakukan pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah, termasuk lokalisasi yang masih ada di Jawa Timur. "Penutupan lokalisasi sangat bergantung pada komitmen dan kekuatan seorang pemimpin," katanya.
Soekarwo menyahut, "Saya masih punya satu 'utang' sama Bu Menteri (Khofifah). Di Jawa Timur masih ada satu lokalisasi yang belum di tutup, yaitu di Balung Cangkring, Mojokerto. Sebelum bulan puasa tahun ini (sebelum bulan Juni 2016) harus sudah tutup."
Kata mantan Sekdaprov Jawa Timur ini, lokalisasi di Mojokerto, berbeda dengan 'wisata' prostitusi lainnya. Sebab, sebelum dijadikan lokasi esek-esek, daerah Balung Cangkring merupakan tempat penampungan.
"Ada tiga kelompok masyarakat yang dulunya ditampung di Balung Cangkring, yaitu pelaku UMKM, gelandangan, dan wanita tuna susila. Nanti, setelah ditutup akan kita benahi dan bantu para pelaku UMKM beserta gelandangan di sana agar tidak seperti sekarang dan bisa lebih mandiri," janjinya.
Khofifah ganti menyahut. Si Bunda Muslimat ini menjelaskan, dari data yang dimiliki pihaknya, Jawa Timur merupakan daerah dengan jumlah lokalisasi terbanyak se Indonesia. Ada 41 tempat.
Tapi, sejak 2015 lalu, sudah 40 lokalisasi yang sudah ditutup, termasuk lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara yang ada di Surabaya, yaitu Dolly dan Jarak. "Sekarang tinggal satu yang belum. Seperti yang disampaikan Bapak Gubernur, tinggal di Balong Cangkring yang belum," katanya.
"Insya Allah sebelum Ramadan sudah bisa ditutup. Wali Kota Mojokerto sudah kirim surat terkait persiapan penutupannya. Kalau di Balung Cangkring sudah ditutup, maka Jawa Timur 100 persen bebas lokalisasi," sambungnya.
Masih kata Khofifah, tidak hanya Mojokerto, Bupati Tangerang, Jawa Barat juga sudah siap melakukan penutupan lokalisasi sebelum Puasa Ramadhan tahun ini. "Kemudian lokalisasi terbanyak kedua setelah Jawa Timur, adalah Kalimantan Timur, dengan jumlah lokalisasi sebanyak 35 titik, 12 titik di antaranya berada di Kutai Kartanegara," katanya.
Seperti yang disampaikan Khofifah, Gubernur Kalimantan Timur dan para bupatinya sudah berencana menutup semua lokalisasi di daerahnya. "Dua titik di Kutai Kertanegara, rencananya juga akan ditutup sebelum bulan puasa tahun ini," tandasnya.