Pro kontra Risma 'hijrah' ke Jakarta
"Biarkan Bu Risma bekerja dan untuk menuntaskan program yang belum terselesaikan."
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma makin santer digadang-gadang untuk maju pada Pilgub DKI 2017. Risma dianggap lawan sepadan untuk menyaingi calon petahana Basuki T Purnama (Ahok). Desakan Risma 'hijrah' bahkan ramai belakangan ini dan menjadi pro kontra.
Dukungan Risma untuk meninggalkan Surabaya banyak dilakukan beberapa pihak. Salah satunya dari Ikatan Alumni Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. Mereka menilai Risma pantas memimpin DKI Jakarta.
"Sekelas Bu Risma sudah saatnya memimpin DKI Jakarta dan kami alumni siap memberikan dukungan," ujar Ketua Senat Alumni ITS Ridwan Hisjam di Surabaya, Rabu (3/8) kemarin.
Level kepemimpinan Risma, kata dia, seharusnya sudah beranjak ke lebih tinggi, yaitu menguasai provinsi. Apalagi selama ini perempuan itu dianggap berhasil memimpin Surabaya selama hampir dua periode.
Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Mahfud MD juga menyatakan hal serupa. Dia melihat sosok Risma bisa menjadi lawan seimbang gubernur DKI Jakarta saat ini.
"Bagus kalau Risma maju, ada alternatif dan lebih seimbang," kata Mahfud MD di Surabaya, kemarin. Seperti diberitakan Antara.
Menurut dia, hasil survei selama ini wajar bila Ahok selalu di atas. Sebab, Risma belum memastikan untuk melaju di Pilgub DKI.
"Itu harus jujur. Jika Risma resmi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta itu dan dipompa dalam sebulan dua bulan, maka akan kuat dan bisa imbang dengan Ahok," jelas Mahmud MD.
Meski ramai dukungan, desakan Risma untuk pimpin Jakarta juga mendapat penolakan para warga Surabaya.
"Biarkan Bu Risma bekerja dan untuk menuntaskan program yang belum terselesaikan," kata seorang aktivis Surabaya, Daniel Lukas Rorong, dalam sebuah diskusi.
Menurut Daniel, sesuai dengan janjinya, Risma akan membenahi dan tidak akan meninggalkan Kota Surabaya. Ini dikarenakan Risma belum menyelesaikan semua janji kampanye politiknya.
"Biarkan Bu Risma itu bekerja sampai tuntas. Kalau semua program yang dijanjikan itu sudah terselesaikan, silakan Bu Risma dibawa ke mana pun," terang Daniel.
Sesuai peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Risma harus mundur dari jabatan wali kota Surabaya bila ingin maju pada Pilgub DKI 2017 nanti. Komisioner KPU Surabaya, Purnomo S Pringgodigdo mengatakan, Undang-undang Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 di pasal 7 ayat (2) huruf p, menyebutkan kepala daerah yang ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota di daerah lain harus mundur dari jabatannya saat ini.
"Begitu juga dengan bu Risma. Jika mau maju ya harus mundur," tegas Purnomo. Maka dari itu, jika Risma gagal, otomatis tidak bisa kembali menjabat sebagai wali kota Surabaya lagi.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Tribrata diwisuda? Upacara wisuda Prajurit Bhayangkara Taruna (Prabhatar) Akademi TNI dan Akademi Kepolisian (Akpol) digelar di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Selasa (28/11).
Baca juga:
Sudah tunjuk Sandiaga Uno, Gerindra masih lirik Risma buat DKI-1
Pertaruhan Risma jika maju melawan Ahok
Membandingkan elektabilitas Ahok, Risma & Sandiaga dalam survei
Dukungan buat Risma mengalir deras, Megawati tunggu apalagi?
Ahok sebut lawan politik gelap mata cuma mikir 'asal jangan Ahok'
NasDem senang bakal ada koalisi besar buat lawan Ahok