Protes ojek online, ratusan sopir angkot di Palembang mogok beroperasi
Protes ojek online, ratusan sopir angkot di Palembang mogok beroperasi. Setiap hari menombok setoran, ratusan sopir angkot di Palembang mogok kerja. Hal ini dinilai imbas Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) yang mengizinkan pengoperasian angkutan berbasis online.
Setiap hari menombok setoran, ratusan sopir angkot di Palembang mogok kerja. Hal ini dinilai imbas Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) yang mengizinkan pengoperasian angkutan berbasis online.
Ratusan angkot itu berasal dari sejumlah trayek. Yakni Pakjo-Ampera, KM5-Ampera, Tangga Buntung-Ampera, Perumnas-Ampera, Plaju-Ampera, Sekip-Ampera, dan taksi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Mogok narik tersebut berupa aksi damai di DPRD Sumsel, Senin (21/8). Mereka menuntut pemerintah mengatur kembali Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 tentang Angkutan Online dengan pertimbangan tidak merugikan transportasi konvensional.
Perwakilan sopir angkot, M Teguh mengatakan, keberadaan transportasi online berdampak pada penurunan 70 persen pendapatan mereka. Alhasil, bukannya untuk atau balik modal, para sopir harus menombok uang setoran ke pemilik mobil setiap hari.
"Setoran sewa Rp 130 ribu sehari, bensin Rp 100 ribu, tapi penghasilan cuma Rp 200 ribu, belum makan. Jadi nombok terus, tak ada lagi buat bawa ke rumah," ungkap Teguh.
Menurut dia, nasib buruk kalangan sopir angkot itu tidak bakal terjadi jika pemerintah memberlakukan kebijakan yang berkeadilan. Angkutan berbasis online secara bebas beroperasi tanpa diiringi peraturan layaknya angkutan umum.
"Mereka juga taksi sama kayak angkot, tapi kami malah yang dirugikan sejak ada yang online-online begitu," kata dia.