Putri Akidi Tio Diduga Tersangkut Kasus Bisnis Investasi Ekspedisi Rp2,3 Miliar
Tak hanya kasus sumbangan Rp2 triliun yang tak kunjung cair, putri bungsu Akidi Tio, Heryanty, juga terjerat kasus lain. Dia dilaporkan atas dugaan penipuan investasi ekspedisi sebesar Rp2,3 miliar.
Tak hanya kasus sumbangan Rp2 triliun yang tak kunjung cair, putri bungsu Akidi Tio, Heryanty, juga terjerat kasus lain. Dia dilaporkan atas dugaan penipuan investasi ekspedisi sebesar Rp2,3 miliar.
Laporan dilayangkan seorang dokter inisial SM ke Polda Sumatera Selatan pada 3 Agustus 2021. Perkara tercatat dalam nomor LP/B/704/VIII/2021/SPKT/Polda Sumsel.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
Dari laporan itu disebutkan penipuan berawal dari ajakan Heryanty kepada pelapor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis ekspedisi pada Mei 2019. Heryanty menjanjikan akan memberikan keuntungan 10-12 persen per bulan.
Tergiur dengan uang yang dijanjikan, pelapor lantas berinvestasi sebesar Rp400 juta dan ditambahkan Rp200 juta. Selama enam bulan berjalan, pelapor menerima bagi hasil dengan lancar.
Pada Januari 2020, pembayaran keuntungan mulai macet. Padahal nilai investasi dari pelapor sudah mencapai Rp1,8 miliar.
Pada Maret 2020, Heryanty meminjam uang kepada pelapor sebesar Rp500 juta dengan dalih membayar pajak kendaraan ekspedisi. Uang itu diberikan pelapor dan total investasi sejumlah Rp2,3 miliar.
Sejak saat itu, pelapor terus menagih hasil kerjasama namun tak kunjung diberikan Heryanty. Pelapor pun datang ke SPKT Polda Sumsel untuk melaporkan kasus itu.
Pelapor SM mengakui pelapor adalah diringa namun hanya sebatas konsultasi dengan penyidik kepolisian. Atas arahan penyidik, saat itu dia resmi membuat laporan perkara dugaan penipuan namun belum ia tandatangani.
"Baru konsul saja, belum saya tandatangani (laporan)," ungkap SM, Jumat (6/8).
Melihat kondisi rekan bisnisnya tertekan lantaran terjerat sumbangan Rp2 triliun yang tak kunjung cair, SM berencana mencabut laporan. Dia tak ingin menambah beban Heryanty meski ia harus kehilangan uang dalam jumlah besar.
"Betul saya korban, uang saya kan hilang. Tapi dia sedang dalam keadaan susah financial dan sering sakit-sakitan, saya tak ingin menambah beban orang yang sedang terpuruk," pungkasnya.
Baca juga:
VIDEO: Jika Sumbangan Rp2 T Bohong, Kapolda Sumsel Tetap Maafkan Keluarga Akidi Tio
Cerita Kadinkes Sumsel Jadi Penghubung Dokter Keluarga Akidi Tio dengan Kapolda
Dalami Kasus Sumbangan Akidi Tio, Tim Wasriksus Polri Akan Periksa Kapolda Sumsel
Banyak Dihujat Terkait Sumbangan Rp2 T, Kapolda Sumsel Maafkan Keluarga Akidi Tio
Kapolda Sumsel Minta Maaf Imbas Kegaduhan Sumbangan Rp2 T Keluarga Akidi Tio