Ragam Layanan Publik dan Teknologi Terapan Meriahkan Festival Inovasi
Di pameran tersebut, juga dipamerkan aneka inovasi pada bidang teknologi terapan yang dihasilkan oleh siswa maupun mahasiswa di Banyuwangi.
Rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2019 kembali dimeriahkan dengan Festival Inovasi. Ada beragam inovasi yang dipamerkan di kawasan Gesibu Blambangan selama dua hari, Sabtu-Minggu (29-30 Juni 2019). Mulai dari inovasi pelayanan publik hingga berbagai teknologi terapan yang ditemukan para pelajar dan mahasiswa Banyuwangi.
Dikatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, festival inovasi ini tak ubahnya ruang pamer beragam inovasi yang telah dikembangkan pemkab selama tujuh tahun terakhir. Ratusan inovasi yang telah dikembangkan pemkab ditampilkan ke publik dalam festival ini.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
"Setidaknya ada 340 inovasi yang digeber pemkab selama tujuh tahun terakhir. Mulai dari level desa, hingga inovasi dari instansi. Bahkan, lewat ratusan inovasi telah mengantarkan Banyuwangi meraih penghargaan kabupaten paling inovatif dari Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2018 lalu," jelas Anas.
Selain itu, lanjut dia, inovasi ini untuk menyemangati pihak lain agar getol berinovasi. Anas lalu mengutip Peter Drucker seorang pakar manajemen, bahwa ada tiga hal yang perlu dikuasai sebuah institusi dalam era sekarang. Yakni, marketing, kecepatan, dan inovasi.
"Inovasi itu penting dilakukan bila kita ingin bertahan di zaman sekarang. Untuk itu, festival ini kami gagas agar menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat antar institusi. Dengan dipertemukan, akan tumbuh semangat bersaing untuk menghadirkan pelayanan publik yang memudahkan rakyat," imbuhnya.
Salah satu inovasi yang dipamerkan adalah adalah SIMAS Mandiri (Sistem Pelayanan Masyarakat Melayani Sendiri) yang dikembangkan Pemerintah Desa Genteng Kulon. Layanan berbasis self-service itu, mampu melayani setidaknya 27 macam pelayanan administrasi masyarakat.
"Pemerintah Desa yang lain supaya bisa belajar dari berbagai inovasi yang dikembangkan di desa lain," harap Anas.
Anas mengungkapkan jika beragam program inovatif yang digeber pemkab ini berhasil menjadikan Banyuwangi didatangi ribuan orang untuk melihat langsung beragam program inovatif.
"Setiap tahun ada 7.000 an orang dari seluruh Indonesia yang ingin sharing program-program inovasi yang dikembangkan oleh pemkab. Kami menyebutnya dengan wisata pelayanan publik," kata Anas.
Pameran tersebut juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Khairul Anwar yang mengaku sangat terkesan dengan ribuan inovasi yang dilakukan pemkab.
"Kami dari pusat ini senang dengan daerah yang banyak inovasi, kami terus berkolaborasi. Contohnya Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi yang telah kami dirikan di sini. Untuk programnya kami serahkan sepenuhnya pada daerah, kami akan mendukung pelatihan apa saja yang akan dibutuhkan. Bagi kami, SDM yang terlatih akan menghasilkan inovasi," ujarnya.
Di pameran tersebut, juga dipamerkan aneka inovasi pada bidang teknologi terapan yang dihasilkan oleh siswa maupun mahasiswa di Banyuwangi. Seperti dari Politeknik Negeri Banyuwangi yang mengembangkan mobil listrik, hingga SMKN 1 Glagah yang menemukan cara penyiraman tumbuhan dengan kendali smartphone.
"Ini untuk mendorong para pelajar maupun mahasiswa yang melakukan riset tersebut dapat diketahui publik. Sehingga ke depannya, temuan mereka bisa dikembangkan langsung di tengah masyarakat," imbuh Anas.
Dalam rangkaian Festival Inovasi tersebut, juga dibuka pelayanan administrasi kependudukan, cek layanan kesehatan, bazar UMKM, dan sejumlah produk BUMDes yang telah berkembang di Banyuwangi. Selain itu, juga ada sejumlah seminar yang diikuti oleh ASN, Perangkat Desa dan pelaku BUMDes yang tujuannya mendorong inovasi di seluruh level pemerintahan.
(mdk/hrs)