Ramainya pernikahan di bulan haji karena warisan adat turun temurun
"Jadi semua sebenarnya berawal dari kebiasaan hingga menjadi keharusan."
Pernikahan atau upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan oleh dua sejoli dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial nampaknya heboh ketika memasuki bulan-bulan yang dianggap baik, seperti bulan Dzulhijjah (Bulan Haji) bagi kaum muslim.
Pengamat Sosiolog Musni Umar, menganggap banyaknya yang melangsungkan pernikahan di bulan bulan haji seperti sekarang, semata-mata karena kebiasaan orang tua zaman dahulu akan kepercayaannya terhadap suatu hal, yang menjadikan hal tersebut sebagai suatu adat, hingga menjadi suatu kebiasaan yang seolah diharuskan.
"Jadi semua sebenarnya berawal dari kebiasaan hingga menjadi keharusan. Ini sebenarnya soal peninggalan dari orang tua kita zaman terdahulu. Semua bulan dan hari itu sebenarnya baik untuk pernikahan. Hanya saja ada kebiasaan turun temurun yang menjadikan suatu hari terlihat lebih spesial. Seperti bulan haji ini," Kata Musni saat dihubungi merdeka.com, Jumat (25/9).
Musni menuturkan, untuk pemilihan bulan baik tersebut, memang karena di dalam masyarakat kita itu masalah kepercayaan hari, bulan dan lainnya terbilang sangat tinggi. Apalagi jika dikaitkan dengan masyarakat Indonesia yang sangat dipengaruhi ajaran-ajaran agama.
"Seperti ajaran terdahulu dari kepercayaan Hindu dan Budha mengenai hari-hari baik yang dikaitkan dengan perkawinan itu sangat kental. Kemudian ditambah lagi kepercayaan Islam terkait hari baik dan hari buruk pernikahan menjadikan semakin kental. Dalam hal ini, sangat terlihat sebetulnya dalam masyarakat Jawa," paparnya.
Untuk masyarakat Jawa sendiri, Musni menjelaskan memang sebagian besar sangat mementingkan momen pernikahan, mulai dari hari dan bahkan jam nya. "Itu sangat menjadi perhatian bagi orang tua calon kedua mempelai. Seperti dalam Islam yang dipahami masyarakat Jawa, bulan-bulan Islam menjadi lebih istimewa dibanding bulan lainnya. Seperti bulan ini, banyak orang yang melakukan perjalanan haji. Banyak orang yang melakukan kurban. Sehingga dikatakan banyak masyarakat Islam yang melakukan hal baik di bulan ini. Itulah yang membuat sebagian orang mempercayai bahwa bulan ini merupakan bulan baik untuk menikah," terangnya.
Lanjutnya, pertemuan dan kepercayaan masa lalu itulah yang akhirnya banyak diamalkan masyarakat kita sekarang ini. Itu yang membuat banyak orang melakukan pernikahan berdasarkan bulan bulan dengan momen tertentu. "Karena untuk harapan orang tua, pernikahan di bulan baik itu sekaligus sebagai doa bahwa itu satu-satunya perkawinan dan untuk sepanjang massa," tutupnya.
Baca juga:
Islam tak melarang nikah di Bulan Suro
Kenapa orang Jawa pantang menikah di bulan Suro?
Mengikat janji suci di bulan haji
Menikah di bulan haji, antara kebetulan dan kesengajaan
Menikah di bulan haji ternyata tak berbeda dengan bulan lainnya
-
Di mana pernikahan ini dilangsungkan? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
-
Kapan Azzahra Nabila Sudiro mengadakan pengajian menjelang pernikahannya? Pada Rabu, 21 Agustus 2024, Azzahra Nabila Sudiro mengadakan pengajian sebelum pernikahan.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Siapa yang menikah di sini? Nagita Slavina Lepas Hijab di Pernikahan Livia Junita, Karyawan Rans