Ramalan Jayabaya, dari era petapa sampai zaman banjir
Ada tiga periode besar di tanah Jawa, dari diciptakan sampai kiamat nanti. Zaman para dewa hingga kerusakan.
Menurut Ramalan Jongko Joyoboyo bahwa tanah Jawa sejak diisi manusia yang kedua kalinya ini hingga tiba saat kiamat kubro akan mengalami 2100 tahun surya atau 2163 tahun candra.
Tempo 2100 tahun surya ini menurut Ki Tuwu, ahli sejarah Kediri dapat dibagi menjadi Trikali atau tiga periode zaman besar yang masing-masing terdiri dari 700 tahun surya.
Tiga zaman besar itu adalah zaman Kalisura (zaman luhur), zaman Kalijaga (zaman tumbuhan) dan zaman Kalisengoro (zaman air). Dan di setiap periode zaman besar tadi terbagi menjadi Sapto Maloko yang berarti zaman kecil.
Di mana masing-masing zaman kecil terdiri dari 100 tahun surya hingga 7 kali 100 tahun surya dikalikan 3 maka 2.100 tahun surya.
Trikala atau tiga periode zaman besar serta pemecahannya masing-masing menjadi sapto maloko adalah sebagai berikut :
Pertama adalah zaman Kalisura yang berarti zaman luhur lamanya 700 tahun suryo atau 721 tahun candra. Di zaman ini tanah Jawa masih banyak suara yang aneh-aneh yang merupakan alam gelap. Hal ini disebabkan disaat itu banyak orang prihatin dan bertapa guna menyempurnakan kebatinannya.
Dalam masa itu banyak dewa-dewa yang turun untuk menolong manusia yang suci.
"Di zaman Kalisura atau tujuh zaman kecil yang masing-masing lamannya 100 tahun surya, di mana sifatnya berubah-rubah mengikuti peredarannya," ujar Ki Tuwu, pakar sejarah Kediri saat berbincang dengan merdeka.com.
Tujuh zaman kecil itu adalah yang pertama zaman Kukilo atau zaman burung, kehidupan manusia di tanah Jawa seperti kehidupan burung. Tidak ada pemerintahan, belum ada yang, belum ada tempat tinggal pasti. Lamanya zaman ini dimulai dari tahun 1 hingga tahun 100 penanggalan tahun surya atau dimulai tahun 1 hingga 103 tahun candra.
Yang kedua, zaman Kolobuda atau zaman wungkul, di Jawa mulai ada pemerintahan dan agama Budha. Mulai ada tata tertib, kesopanan. Ada kebijaksanaan Sri Paduka Radja Maha Dewa Budha yang berasal dari Sang Hyang Girinoto yang menjelma menjadi manusia dan menjadi raja di Medang Kamulan mulai tahun 101-200 tahun surya atau mulai tahun 104-2006 tahun candra.
Ketiga, Zaman Kolobroso, di zaman ini kepercayaan begitu kuat khususnya agama Budha, sehingga terjadi persaingan, hal ini disebabkan banyaknya dewata yang menjelma menjadi raja. Mulai Sang Girinoto hingga Shang Hyang Bromo juga menjadi raja di Gilingloyo. Dihitung mulai tahun 201-300 tahun surya atau 207-309 tahun candra.
Keempat, Zaman Kalatirto atau zaman air, di Jawa sering terjadi banjir karena Sang Hyang Raja Kano yang bertahta di Negara Purwocarito sering menata batu besar untuk membendung kali dan bengawan. Ini dihitung mulai tahun 301-400 tahun surya atau mulai tahun 310-412 tahun candra.
Kelima, zaman Kalarubawa atau zaman aneh, di Jawa banyak kejadian aneh-aneh dan ganjil, muali Radja Prabu Suroto sampai Raja Prabu Basuksti bertahta di Wiroto.
Dihitung Mulai tahun 401-500 tahun surya atau mulai tahun 413-515 tahun candra.
Keenam, zaman Kalarubowo, artinya zaman ramai di mana tanah Jawa banyak sekali keramaian tatkala Sang Nata Prabu Basuksati yang bertahta di Wiroto. Dihitung mulai taun 501-618 tahun surya atau mulai dari tahun candra
"Dan zaman kecil dari zaman Kalisura yang ketujuh adalah Zaman Kalapurwo di mana tanah Jawa diadakan aturan tetumbuhan atau keturunan (stam boom), artinya keturunan orang besar pun menjadi orang besar. Misalnya turunan dari Ratu Binatoro yang menurunkan Bengawan Polosoro di Ngastina yang dihitung mulai tahun 601-700 tahun surya atau mulai tahun 619-721 tahun candra," jelas Ki Tuwu pada merdeka.com.
Baca juga:
Jangka Jayabaya sudah mengisahkan ketika Jawa terpecah-pecah
Menengok petilasan Raja Jayabaya di Kediri
Jangka Jayabaya, saat Jawa kosong dihuni jin, setan dan demit
'Kiamat Kubro' versi Jayabaya terjadi pada 2100
Menengok sejarah kitab Jangka Jayabaya
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.