Rapat di hotel dilarang, kunjungan wisata Solo diprediksi turun
"Pemerintah Kota (Pemkot) Solo harus secepatnya melakukan inovasi dan menambah sektor pariwisata," kata Hidayat.
Tingkat kunjungan wisata ke Kota Solo tahun 2015 diprediksi stagnan atau bahkan menurun. Selain karena imbas pelarangan bagi sektor pemerintahan untuk menggelar rapat di hotel, menurunnya kunjungan wisata juga dipicu tak adanya inovasi pengembangan obyek atau atraksi wisata di Kota Bengawan.
"Kami memprediksi industri pariwisata di Kota Solo akan berlangsung stagnan, bahkan bisa saja turun. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo harus secepatnya melakukan inovasi dan menambah sektor pariwisata," Ketua Badan Promosi Pariwisata Solo(BPPIS) Hidayatullah Al Banjari.
Menurut Al Banjari, tahun 2012-2013, tingkat kunjungan wisatawan di Kota Solo naik, seiring dengan tumbuhnya sektor MICE (meeting, incentive, convention, exhibition). Namun lantaran sejak November 2014 agenda MICE sektor pemerintahan dibatasi, kondisi tersebut dipastikan berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan.
"60 pesen agenda MICE di Solo itu mengandalkan sektor pemerintahan. Padahal pesertanya juga bagian dari wisatawan,” katanya.
Sedangkan untuk di sektor wisatawan keluarga, (wisatawan murni), kata dia tidak mengalami pertumbuhan signifikan. Penyebabnya, menurut Al Banjari, tidak tumbuhnya atraksi pariwisata di Kota Solo.
"Selama 5 tahun terakhir hampir tidak ada pertumbuhan atraksi pariwisata. Padahal atraksi wisata ini bisa menjadi magnet bagi wisatawan datang ke suatu daerah," ucapnya.
Atraksi pariwisata dimaksud, lanjut dia, adalah obyek atau kegiatan wisata dan bukan event yang memang masih belum jadi magnet kuat mendatangkan para wisatawan mengunjungi Solo. Solo, tegasnya, tidak bisa jika hanya mengandalkan potensi wisata MICE saja, namun juga sudah saatnya berinovasi dan menambah atraksi wisata baru yang mempunyai potensi mendatangkan wisatawan.
"Pemkot Solo dan masyarakat dan pelaku wisata harus segara berinovasi. Tak hanya itu, industri pariwisata Solo juga memerlukan konsistensi, arahnya harus jelas," terang Banjari.
Apalagi, sambung dia, saat ini Solo mempunyai rute langsung ke Malaysia, dan sebentar lagi Air Asia yang akan membuka penerbangan ke Singapura dan Bali.
"Jika industri pariwisata Solo tidak sesegera mungkin membenahi sektor atraksi dan event pariwisata, Solo akan hanya sekedar menjadi pintu masuk para wisatawan. Sedangkan kegiatan pariwisata yang sesungguhnya dilakukan di kota lain," ujarnya.