Refleksi Akhir Tahun PKS: Pemerintah Harus Lebih Tegas Antara Kesehatan & Ekonomi
PKS meminta Pemerintan Jokowi-Ma'ruf Amin bekerja lebih keras mengatasi pandemi Covid-19.
Fraksi PKS DPR menyampaikan refleksi dan evaluasi kinerja pemerintah tahun 2020. Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini berharap Pemerintan Jokowi-Ma'ruf Amin bekerja lebih keras mengatasi pandemi Covid-19.
Menurut dia, akibat pandemi yang berlangsung hampir setahun seluruh indikator kesejahteraan rakyat memburuk. Hal ini menuntut kerja lebih keras lagi dari jajaran pemerintah.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang disampaikan oleh PKS terkait putusan MK ? "Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024,”
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
Dia menyarankan Pemerintah harus mengambil opsi kebijakan yang lebih tegas dan tidak ambigu antara kepentingan kesehatan, kemanusiaan dan ekonomi seperti sekarang.
"Akibat kebijakan yang ambigu ditangkap publik secara luas sebagai inkonsistensi. Dampaknya tidak jelas apa kebijakan yang berlaku antara yang dibolehkan dan dilarang sehingga sulit menerapkannya di lapangan, akibatnya banyak yang abai protokol kesehatan. Tingkat kematian (fatality rate) Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya yang diterima merdeka.com, Jumat (1/1).
Menurut Jazuli, masyarakat tidak bisa mendapat gambaran yang jelas bagaimana peta jalan yang komperhensif, sistematis, dan terukur dari kebijakan pemerintah mengatasi pandemi covid 19.
"Akibatnya, pemerintah tidak bisa menjelaskan secara jelas dan optimis kapan pandemi ini akan selesai diatasi. Prediksi yang disampaikan pemerintah pun berulangkali meleset," ujar dia.
PKS juga menyoroti penyediaan dan strategi vaksinasi oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan kontroversi pembelian vaksin Sinovac hingga menyangkut kepercayaan publik terhadap vaksin yang disediakan pemerintah.
Kemudian, PKS menyinggung soal data-data indikator kesejahteraan rakyat yang memburuk dalam setahun terakhir. Berdasarkan data BPS, pengangguran bertambah menjadi 9,77 juta orang pada Agustus 2020. Sebanyak 29,12 juta orang usia kerja terkena dampak pandemi.
Angka kemiskinan pada Maret 2020 melonjak 1,63 juta orang menjadi 26,42 juta orang menurut BPS. Dan diperediksi jumlah angka kemiskinan hingga akhir 2020 mencapai 28,7 juta orang.
Pertumbuhan ekonomi nasional juga terkoreksi tajam akibat pandemi covid 19. Dia menyebut Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi di quartal III 2020 dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49% di quartal tersebut.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 turun drastis dan jauh dari target, yakni pada Quartal I hanya mencatat pertumbuhan 2,97% dan Quartal II minus 5,32%," tegas dia.
Selain itu, Fraksi PKS juga mengkritik Pemerintah yang terkesan memaksakan sejumlah agenda legislasi. Sebut saja, mengesahkan UU Cipta Kerja yang kontroversial pada Oktober 2020. Padahal, UU ini dinilai cacat formil dan materil. Terkesan tidak terbuka dan minim partisipasi publik oleh masyarakat sipil dan akademisi sehingga menimbulkan penolakan yang luas di mana-mana.
"Upaya penanganan dampak ekonomi dengan modal Perppu yang sejak awal dipaksakan pemerintah dan Fraksi PKS menolaknya dengan tegas. Nyatanya tidak menunjukkan hasil yang sebanding. Problemnya jajaran pemerintah sejak awal tidak serius untuk memprioritaskan dan mengatasi aspek kesehatan dari pandemi covid 19," ujar anggota Komisi I DPR ini.
"Komitmen untuk menunjukkan kepedulian dan sensitivitas kepada nasib rakyat juga diciderai dengan kasus korupsi Menteri KKP (kasus korupsi benur lobster) dan Menteri Sosial (kasus korupsi dana bansos covid 19)," sambung Jazuli.
Ketua Fraksi PKS DPR ini juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan pemerintah dalam mewujudkan harmoni sosial politik di masa pandemi. Pemerintah harus tampil seutuhnya sebagai solidarity maker, merangkul seluruh anak bangsa, menjadi unsur perekat bagi seluruh rakyat untuk mengatasi persoalan bangsa.
"Kami melihat pemerintah belum nampak kuat memainkan peran itu," kritik Jazuli.
Atas seluruh persoalan di atas, Fraksi PKS mendesak pemerintah untuk semakin sistematis, fokus, dan terukur dalam mengatasi covid 19. Pemerintah juga harus semakin serius mengatasi dampak ekonomi dengan prioritas utama kelompok masyarakat miskin dan hampir miskin. Pemerintah harus tampil sebagai pemersatu dan perekat atas semua dinamika sosial politik di masyarakat.
"Hadirkan hukum yang berwibawa dan berkeadilan untuk seluruh rakyat. Kita butuh persatuan dan kesatuan untuk keluar dari pandemi dan krisis saat ini," tutup Jazuli.
Baca juga:
FPI Ganti Nama Baru, PKS Sebut Hak Tiap Individu Berserikat & Berkumpul Dijamin UU
Gelar Doa Bersama Akhir Tahun, PKS Harap di 2021 Ada Perubahan
Saat Gerindra-PKS Kompak Protes FPI Dianggap Ormas Terlarang
PKS Soal Pemerintah Larang FPI: Langkah Mundur Reformasi
PKS Mau Usung Kader di 2024, Politikus PKB Duga Karena Tak Gabung Gerbong Prabowo
Rencana Pemerintah di 2021
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pada 2020 adalah tahun yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Pandemi Covid-19 kata dia mengubah tatanan kehidupan, tidak hanya Indonesia juga seluruh dunia.
"Hari ini, kita memasuki tahun 2021 dengan langkah yang lebih tegap. Pembelajaran yang mahal, pengorbanan yang tiada tepermanai selama berbulan-bulan dalam pandemi, membuat kita lebih siap," kata Jokowi dalam akun instagramnya.
Jokowi juga mengatakan di 2021 ini jika tidak ada hambatan pemerintah akan menggelar vaksinasi masal kepada masyarakat. Indonesia juga telah memiliki pasokan jenis vaksin.
"Tahun ini, jika tak ada aral melintang, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal Covid-19 kepada masyarakat. Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," ungkap Jokowi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga memastikan pemerintah akan terus melanjutkan program perlindungan sosial. Mulai dari program kartu sembako, Program Keluarga Harapan, bansos tunai, Kartu Prakerja, Dana Desa dan diskon listrik untuk masyarakat yang membutuhkan.
"Tahun 2021 juga tetap akan kita isi dengan pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia seperti yang telah kita canangkan. Anggaran besar kita kucurkan untuk pembangunan bendungan dan jaringan irigasi, jalan, jalur kereta api, bandar udara, sampai rumah-rumah susun di seluruh Indonesia," kata Jokowi.
Jokowi yakin Indonesia mampu bangkit dengan ikhtiar dan dukungan seluruh masyarakat. Melewati ambang yang baru dengan harapan. "Kita akan melewati masa-masa sulit ini dan bangkit menuju Indonesia yang maju dan kita cita-citakan," harap Jokowi.
(mdk/ray)