Rekapitulasi suara di Jatim diwarnai aksi walk out kubu Prabowo
Anggota Bawaslu Jawa Timur sempat mencegah walk out. Tapi kubu Prabowo tidak peduli.
Rekapitulasi hasil suara Pilpres 2014 di Jawa Timur, diwarnai aksi walk out dua saksi dari pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, Sabtu malam (19/7). Aksi walk out dilakukan saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur masih menyisahkan rekapitulasi suara di dua daerah, yaitu Surabaya dan Sampang, Madura.
Aksi walk out dari ruang sidang pleno di Hotel Equator Surabaya itu, dilakukan oleh Basuki Babussalam dari Partai Amanah Nasional (PAN) dan Irwan Setiawan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aksi walk out itu dilakukan saat KPU Jawa Timur, melanjutkan rekapitulasi suara untuk Kota Surabaya.
Kedua saksi Prabowo - Hatta itu, masih tetap ngotot mempersoalkan daftar pemilih khusus tambahan (DKTb), seperti sejak awal rekapitulasi suara digelar pada Jumat kemarin. Namun, oleh KPU tidak mengindahkan protes dari saksi Prabowo - Hatta itu.
Puncaknya, pada Sabtu malam, saat KPU sudah menyelesaikan 36 kabupaten dan kota di Jawa Timur, dan tengah merekap suara untuk Kota Surabaya. Suasana terus memanas, dan terjadi debat antara Basuki dan Irwan, KPU, Bawaslu serta saksi Jokowi - Jusuf Kalla. Akhirnya, kedua saksi Prabowo - Hatta itu, memilih keluar ruangan dan menolak tanda tangan hasil rekapitulasi, disaat hitungan terakhir, yaitu rekapitulasi Kabupaten Sampang, Madura.
Sebelum saksi Prabowo-Hatta keluar ruangan, anggota Bawaslu Jawa Timur, Andreas Pardede mencegah keduanya keluar ruangan. Namum, Basuki dan Irwan bergeming dan tetap meninggalkan ruangan saat itu juga.
Aksi Bawaslu itupun mendapat protes saksi Jokowi - JK, Didik Prasetyono dan menuding Bawaslu tidak netral. "Saya sering walk out tapi tidak pernah dicegah. Saat Pilgub Jatim lalu saya juga walk out tapi dibiarkan, lah ini dicegah. Kalau begitu, kan Bawaslu tidak netral," tegas dia.
Sementara Basuki sendiri menyatakan, kenapa dia berniat walk out, karena KPU Jawa Timur tidak mematuhi rekomondasi Bawaslu untuk melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di enam daerah, yakni Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, Jember, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
"Ini merupakan aksi puncak kekesalan kami, karena keberatan-keberatan kami soal dugaan pemilih siluman dengan modus DPKTb tidak direspon KPU Jatim. Ada 209 ribu pemilih di Jatim yang menggunakan DPKTb dan ini begitu sangat masif," tegasnya.